Jakarta (ANTARA) - Kejuaraan Nasional Layangan Aduan Piala Menpora 2023 menjadi wadah untuk merayakan kebudayaan dan pengalaman olahraga yang baru dan unik melalui layang-layang.

"Hari ini kita berkumpul bersama para pelayang dari berbagai daerah di Indonesia, mulai dari Aceh, Bengkulu, Jambi, Balikpapan, hingga Jawa Timur pada Kejurnas Layangan Aduan Piala Menpora," kata Ketua Umum Persatuan Layangan Aduan Seluruh Indonesia (PERLASI) Essa Muhammad dalam pembukaan turnamen tersebut di Cilincing, Jakarta Utara, Jumat.

"Harapannya semoga bisa melestarikan budaya sekaligus membuat layangan aduan semakin dicintai dan bisa masuk sebagai cabang olahraga prestasi yang diakui oleh Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)," ujarnya menambahkan.

Essa melanjutkan, kegiatan tersebut merupakan kejuaraan nasional kedua yang digelar PERLASI setelah pada 2022 para peserta memperebutkan Piala Gubernur DKI Jakarta. Turnamen kali ini digelar mulai Jumat (18/8) hingga Minggu (20/8).

Adapun kejurnas kali ini akan menggunakan sistem gugur. Selain memperebutkan Piala Menpora juga memperebutkan hadiah total puluhan juta rupiah yang terbagi untuk peringkat 1, 2, 3, 4 dan juara harapan 1-4.

Sedangkan pemilihan Lapangan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara sebagai lokasi penyelenggaraan disebabkan beberapa faktor di antaranya, lokasi tersebut dinilai layak dan ideal sebagai tempat menerbangkan layangan karena letaknya strategis di bagian utara Jakarta yang dengan dengan laut.

Baca juga: PERLASI upayakan layangan aduan bisa menjadi olahraga prestasi

Juara dunia layangan dari Indonesia Lie Fie Kiat saat ditemui di sela pembukaan Turnamen Layanan Aduan Piala Menpora Kejurnas 2023 di Lapangan Rorotan, Cilincing, Jakarta Utara, Jumat (18/8/2023). (ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira)

Pembukaan Kejurnas Layangan Aduan Piala Menpora 2023 juga turut menghadirkan tokoh layangan Indonesia Lie Fie Kiat yang memiliki sederet prestasi di tingkat dunia.

Ia merupakan juara Kejuaraan Dunia Layang-Layang di Kota Dieppe, Prancis (1998), juara Kejuaraan Layang-Layang Internasional di Kota Saclay, Prancis (1998), juara Kejuaraan Layang-Layang Eropa (sebagai peserta kehormatan) di Kota Pyneneens, Prancis (2000).

Ia juga meraih peringkat tiga Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe, Prancis (2002) dan juara Kejuaraan Layang-Layang Dunia di Kota Dieppe, Prancis (2004).

"Menurut saya, turnamen nasional seperti ini harus ada agar pemain layangan aduan di Indonesia bisa semakin dilihat dan saya berharap layangan aduan di Indonesia bisa lebih maju dan dicintai," ujar pria yang akrab disapa Akiat tersebut.

Baca juga: PERLASI kembali gelar turnamen layangan aduan bertajuk Piala Menpora
Baca juga: 1.042 peserta ikuti Festival Layangan Bali

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023