Kota Bogor (ANTARA) - Wali Kota Bogor, Bima Arya menilai semangat pidato kenegaraan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam Sidang Tahunan MPR RI yang menyinggung soal "pak lurah" terlihat keinginan Presiden untuk melakukan klarifikasi terkait isu yang berkembang di publik bahwa ia dianggap menjadi penentu calon presiden (capres) 2024.
“Menurut saya ini sangat menarik, karena beliau menyampaikan hal itu di awal dan itu menjadi hal yang tidak biasa karena biasanya disampaikan pada akhir pidato," kata Bima Arya soal pidato awal presiden tentang istilah pak lurah saat dikonfirmasi di Kota Bogor, Jumat.
Menurut Bima, kalau klarifikasi tentang dirinya disebut pak lurah yang ditunggu arahannya untuk menentukan capres 2024 disampaikan di awal sebagai pembuka berarti ini menjadi perhatian utama dari Presiden Jokowi.
Bima pun berharap di tahun politik ini, isu-isu seperti itu tidak lantas menguras energi semua pihak, tidak lantas mengalihkan perhatian semua orang kepada program-program pemerintah yang harus dituntaskan.
"Saya kira menjadi satu pesan yang kuat dari Presiden bahwa kualitas demokrasi kita harus dijaga,” ujar Bima Arya.
Menurut Bima Arya, di Kota Bogor pun sama, semua bergerak menuju masa kontestasi, baik pemilihan presiden (Pilpres) maupun pemilihan wali kota (Pilwakot).
Semua pihak, kata Bima, diharapkan untuk menjaga agar tetap tidak terpengaruh oleh berbagai isu yang sifatnya "low poliyc atau isu-isu yang terkait dengan politik praktis.
Selain itu, Bima menilai apa yang disampaikan Presiden Joko Widodo menjadi refleksi bagi semua agar dalam rangkaian pemilihan presiden tetap menjaga kualitas demokrasi dan tidak mundur kualitasnya serta tidak hanya ditentukan oleh sekelompok elit saja.
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023