Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Angkatan Tentara Malaysia (ATM) mengintensifkan pengamanan di wilayah perbatasan darat kedua negara, salah satunya dengan menambah pos pengamanan yang dimulai 2006, guna mengatasi berbagai kegiatan ilegal seperti penyelundupan kayu.
"Penambahan pos pengamanan di sepanjang perbatasan darat Indonesia-Malaysia, akan dimulai tahun ini," kata Panglima TNI Marsekal Djoko Suyanto, kepada ANTARA News, usai membuka Latihan Gabungan Bersama Malaysia - Indonesia Darat Samudra Angkasa 6AB/06 (Latgabma MALINDO Darsasa 6AB/06) di Bogor, Selasa.
Ia mengatakan, untuk mengatasi berbagai kegiatan ilegal tersebut di sepanjang perbatasan RI-Malaysia, TNI dan TDM telah banyak melakukan kerja sama seperti patroli bersama secara rutin dan pendirian pos pengamanan bersama di sepanjang perbatasan darat kedua negara.
Panglima TNI menegaskan, penambahan pos pengamanan di perbatasan itu perlu segera dilakukan karena ada beberapa pos di sejumlah perbatasan RI dengan negara lain, seperti Malaysia, yang sudah tidak layak dan jumlahnya tidak sesuai dengan luas wilayah perbatasan yang harus diamankan.
Pada kesempatan lain, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal Djoko Santoso mengatakan, pemerintah telah mengalokasikan dana Rp11 miliar untuk pembangunan sarana dan prasarana di perbatasan RI dengan negara lain seperti Malaysia, Papua Nugini dan Timor Leste.
Dana tersebut, tambah dia, dipergunakan untuk membangun sarana dan prasarana pos pengamanan di pulau-pulau terdepan.
Djoko menjelaskan, penambahan pos pengamanan di wilayah perbatasan RI-Malaysia di Kalimantan sebanyak 85 pos dari sebelumnya 35 pos.
"Idealnya, dengan luas perbatasan yang begitu besar diperlukan 150 pos di sepanjang perbatasan RI-Malaysia di perbatasan. Sedangkan untuk perbatasan RI-PNG, akan ditambah 20 pos dari 94 pos yang sudah ada padahal idealnya 135 pos," katanya.
Sedangkan untuk perbatasan RI-Timor Timur akan ditambah 10 pos dari 19 pos yang sudah ada, kata Djoko menambahkan.
Kasad mengemukakan, penambahan dan perbaikan pos di wilayah perbatasan itu akan dilakukan bertahap sesuai anggaran yang tersedia.
Latgabma MALINDO Darsasa yang melibatkan 4.992 personel terdiri atas TNI 3.861 personel, Polri 15 personel dan dari ATM 1.102 personel dan Polisi Diraja Malaysia (PDRM) 14 personel, salah satunya bertujuan untuk memantapkan kemampua angkatan bersenjata kedua negara dalam pengamanan perbatasan RI-Malaysia.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006