Jakarta (ANTARA) - Pengelolaan lingkungan menjadi sangat penting dilakukan karena lingkungan yang sehat dan lestari akan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan kita. Pengelolaan lingkungan mencakup berbagai aspek, seperti pengelolaan air, pengelolaan sampah, pengelolaan hutan, pengelolaan lahan, dan pengelolaan energi.

Salah satu cara untuk mengelola lingkungan adalah dengan meminimalkan limbah dan polusi. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang ramah lingkungan dan dengan membatasi penggunaan bahan kimia berbahaya. Selain itu, pengelolaan air dan lahan juga menjadi bagian penting dalam pengelolaan lingkungan, karena hal ini akan mempengaruhi kualitas air dan kesehatan tanah.

Tidak hanya itu, pengelolaan lingkungan juga berhubungan dengan upaya konservasi dan pelestarian alam. Hal ini dapat dilakukan dengan memperbanyak penyediaan ruang terbuka hijau, mengurangi kerusakan lahan, dan menjaga keanekaragaman hayati. Dengan melakukan pengelolaan lingkungan yang baik, kita dapat menjaga keberlanjutan alam dan meningkatkan kesejahteraan hidup kita.

Nama kampung iklim Gang Hijau Cemara 01 di Jalan Cemara Ujung Gang 12 RT 07/RW 01 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, semakin mengharum, usai Ketua RT 07 Dani Arwanto, meraih penghargaan Kalpataru kategori Perintis Lingkungan 2023.

Kalpataru adalah bentuk apresiasi tertinggi dari Pemerintah Republik Indonesia terhadap orang atau kelompok yang dinilai berjasa melestarikan fungsi lingkungan hidup di Indonesia.

Uniknya, Dani Arwanto menjadi satu nama yang mewakili Jakarta Utara dalam acara penghargaan yang sudah 43 kali digelar oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan itu, tanpa pernah sekalipun mendaftar.

Pria yang lahir 9 Februari 1974 di Tasikmalaya, Jawa Barat, itu menceritakan kisahnya berawal dari keadaan lingkungan yang dirasakan Arwanto saat pertama merantau dan tinggal di RW 01 Tugu Utara, Koja, Jakarta Utara, pada 2009 setelah menikah.

Kondisi lingkungan saat itu terasa kurang asri dan tertata, baik dari segi fisik maupun sosialnya.

Khususnya jika melihat sebuah areal lahan dengan luas sekitar 300 meter persegi yang dijadikan tempat pembuangan sampah, penumpukan barang bekas, hingga memelihara unggas oleh warga sekitar.

Kala hujan datang, lahan yang dulunya berupa rawa-rawa tersebut ikut tergenang sehingga sampah dan kotoran bebek di sana meluap dan mencemari lingkungan rumah warga.

Akibatnya, warga sekitar rentan terserang penyakit, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD) yang angkanya cukup tinggi di wilayah itu selama beberapa waktu.

Begitu terpilih sebagai Ketua RT 07 di RW 01 Tugu Utara pada 2016, Arwanto langsung bermusyawarah dengan warga untuk mengatasi persoalan lahan kumuh tersebut. Salah satu yang coba diupayakan adalah gerakan penghijauan.

Bersama warga, Dani bahu-membahu mengubah areal kumuh itu menjadi lebih nyaman ditempati.

Lahannya kemudian ditanami pohon-pohon yang dibeli dari pedagang tanaman hias di sekitar lingkungan RW 01 Tugu Utara.

Lahan bekas tempat pembuangan sampah seluas 300 meter persegi itu awalnya belum layak ditanami tumbuhan karena perlu dibersihkan dulu dari sampah.

Selain itu, tanahnya pun masih berupa rawa-rawa. Secara perlahan, lahan tersebut dibersihkan dengan peralatan swadaya masyarakat.

Dani juga bersurat kepada Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Utara untuk meminta izin menguruk lahan tersebut dengan tanah bekas galian got atau saluran air yang diangkut oleh truk-truk Sudin LH Jakarta Utara.

Setiap lahan diuruk dengan tanah bekas galian got itu, Dani memberikan laporan. Sehingga aktivitas pengurukan itu didukung karena setiap saat bisa dipantau oleh petugas terkait, apakah bermanfaat (positif) atau merugikan (negatif).

Sempat pula lahan tersebut menjadi tempat penguburan organ hewan kurban hingga menjadi pos ronda dan tempat berdiskusi antara warga dengan pengurus RT 07/RW 01.

Dengan menjadi Ketua RT, Dani Arwanto bisa merangkum ide-ide potensial yang sejalan dengan rencana pembangunan berwawasan lingkungan di wilayah RT 07/ RW 01.

Dia juga berkeliling setiap sudut kampung untuk melihat kondisi dan peluang dari sumber daya alam maupun sumber daya manusia yang ada di lingkungannya saat menjalankan tugas sebagai Ketua RT di Tugu Utara.

Dani mengaku terinspirasi oleh gaya kepemimpinan Presiden Joko Widodo yang senang berkeliling ke berbagai tempat saat masih bertugas sebagai Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2014.

Dengan gaya blusukan, pria 49 tahun itu menghimpun potensi yang ada di masyarakat dan lingkungan sebagai kekuatan aktif yang produktif dan inovatif bagi kemaslahatan umum.

Salah satunya terkait potensi warga membuat kolam sederhana berbahan dasar terpal untuk budi daya ikan.

Dani mengatakan potensi tersebut muncul dari kalangan muda di lingkungannya, akibat seringnya mereka terhubung dengan jaringan internet.

Berkat itu, RT 07 di RW 01 Tugu Utara bisa membudidayakan sejumlah ikan hias, seperti koi dan ikan konsumsi, seperti gurame, patin, dan nila secara mandiri.


Mendapat dukungan

Setahun berselang, tepatnya pada 2017, usaha pelestarian lingkungan di wilayah Tugu Utara mendapatkan dukungan dari pemerintah setempat.

Salah satunya fasilitas pelatihan pertanian hidroponik dan aquaponik dari Sudin KPKP Jakarta Utara dan Dinas KPKP DKI Jakarta.

Berkat pelatihan itu, warga bisa menginisiasi terbentuknya Kelompok Tani Gang Hijau Cemara 1 (Cemara Farm) di lingkungannya dengan anggotanya saat ini berjumlah 35 orang.

Kelompok Tani (Poktan) Cemara Farm berorientasi pada ekonomi hijau melalui budi daya anggur, sayuran, tanaman hias, dan tanaman obat keluarga, dengan memanfaatkan pupuk organik dari bahan dasar maggot.

Maggot atau larva lalat BSF yang dibudidaya itu pun bisa dimanfaatkan warga RT 07/RW 01 untuk pakan ikan.

Dani juga memperoleh dukungan dari Suku Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jakarta Utara dan Dinas LH DKI Jakarta berupa fasilitas pengelolaan bank sampah di lingkungannya.

Kini, ada empat lahan terbengkalai di berbagai tempat di RW 01 yang diubah menjadi lebih produktif sebagai taman, ada klaster taman perikanan dan pengelolaan sampah organik, klaster anggur, klaster tanaman obat keluarga (toga) dan sayuran, serta klaster bank sampah.

Yang menarik, taman-taman itu bukan di RT 07 saja, tapi warga di 10 RT lainnya di RW 01 Tugu Utara juga mau bekerja sama mengubah lahan di rumah masing-masing untuk ditanami tanaman, sehingga semakin memajukan program berwawasan lingkungan di Koja, Jakarta Utara, tersebut.

Anggota Poktan Cemara Farm yang berjumlah 35 orang, terdiri atas anggota Karang Taruna RW 01, ibu-ibu kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) serta warga RW 01 bergabung untuk mengelola masing-masing klaster taman tersebut.

Kegiatan-kegiatan lingkungan di RW 01 itu diakui tidak langsung berjalan mengalir begitu saja. Karena tak jarang ada tantangan yang dirasakan Dani Arwanto dan koleganya untuk gerakan lingkungan tersebut.

Dani pernah berhadapan dengan kelompok preman mengatasnamakan organisasi kemasyarakatan tertentu karena mencoba memakai lahan terbengkalai yang akan dihijaukan.

Berkat kegigihan Dani sehingga kemajuan program lingkungan itu terlihat membuahkan hasil, membuat para preman akhirnya mau bergabung dengan kegiatan Poktan Cemara Farm.

Mereka merasakan sendiri manfaat program itu, di mana mereka bisa menjalankan pendidikan anak usia dini (PAUD) gratis selama lima tahun di RW 01.

Setiap peserta didik diajak ikut mengumpulkan tabungan sampah, minimal dua kilogram per bulan, serta wajib menanam sayuran sampai bisa dipanen, sebagai kewajiban bagi setiap anak yang mengikuti kegiatan belajar-mengajar.

Sebetulnya kewajiban itu dibuat untuk membiasakan anak-anak agar turut aktif dalam gerakan penghijauan yang ada di lingkungannya.

Poktan Cemara Farm juga bisa memberdayakan anggotanya yang memiliki kemampuan mengajar untuk menjadi pengajar di PAUD gratis tersebut.

Manfaat aktivitas ini terasa langsung oleh warga sekitar, karena permasalahan lingkungan tidak dianggap sebagai masalah, melainkan berkah oleh Dani dan koleganya.

Perjuangan dan ketekunan mereka mengelola lingkungannya hingga menghasilkan ekonomi terus berputar dari sampah, budi daya maggot, budi daya tanaman sayur, obat, dan anggur, serta budi daya ikan.


Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023