Kami sedang diskusikan bersama teman-teman. Nanti kita carikan solusi yang baik,"
Purwokerto (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi berusaha mencari solusi terbaik bagi petani di sekitar Kawah Timbang, Desa Sumberejo, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.
"Kami sedang diskusikan bersama teman-teman. Nanti kita carikan solusi yang baik," kata Kepala PVMBG Surono saat dihubungi Antara dari Purwokerto, Kamis sore.
Surono mengatakan hal itu terkait adanya harapan warga Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, Banjarnegara, agar status "siaga" Kawah Timbang dapat segera dievaluasi, karena saat ini tidak ada lagi gas berbahaya di udara.
Ia mengatakan hingga saat ini aktivitas kegempaan di Kawah Timbang masih tinggi. "Hingga saat ini masih ada gempa-gempa yang tinggi," katanya.
Masih tingginya aktivitas kegempaan itu, kata dia, menunjukkan bahwa tekanan gas dari dalam tanah masih tinggi.
Menurut dia, hal ini juga terlihat dari hembusan asap Kawah Timbang yang tegak ke atas.
Selain itu, kata dia, konsentrasi CO2 dalam tanah di sekitar Kawah Timbang juga masih tinggi.
Warga Desa Sumberejo mengharapkan status Kawah Timbang segera dievaluasi, sehingga mereka dapat kembali beraktivitas di ladang secara normal.
"Warga terutama yang punya ladang di radius bahaya dari Kawah Timbang sangat merasakan efeknya karena mereka sudah satu bulan tidak beraktivitas. Apalagi saat ini sudah banyak tanaman kentang yang rusak akibat terkena asap dari Kawah Timbang," kata Kepala Desa Sumberejo Ibrahim.
Hingga saat ini, kata dia, luas tanaman kentang yang rusak atau puso mencapai 30 hektare, sedangkan yang terancam puso sekitar 95 hektare
Oleh karena itu, lanjutnya, sebagian petani yang tanaman kentangnya belum mengalami kerusakan tetap nekat memasuki radius 1.000 meter dari Kawah Timbang guna merawat tanamannya agar tidak sampai puso.
Menurut dia, hal itu dilakukan sebagian petani karena gas berbahaya tidak ada lagi di udara sehingga mereka berani ke ladang.
"Kalau gas CO2 di dalam tanah, dari dulu memang sudah ada terutama di sekitar Kali Sat karena rumput tidak mau tumbuh di situ. Masyarakat dengan kearifan lokal yang mereka miliki, sudah mengetahui daerah mana saja yang ada gas beracunnya meskipun aktivitas Kawah Timbang tidak meningkat, rumput tidak mau tumbuh di daerah itu," kata dia yang juga petani kentang.
Dengan demikian, kata dia, warga tidak akan menggali tanah di daerah yang diketahui mengandung gas berbahaya.
PVMBG pada Senin (11/3), pukul 21.30 WIB, meningkatkan status Kawah Timbang dari normal menjadi waspada dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 500 meter dari kawah.
Selanjutnya, PVMBG pada Rabu (27/3), pukul 23.30 WIB, meningkatkan status Kawah Timbang dari waspada menjadi siaga dan merekomendasikan agar tidak ada aktivitas warga dalam radius 1.000 meter dari kawah.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013