Surabaya (ANTARA) - Warga Kota Surabaya memperingati Hari Kemerdekaan Ke-78 Republik Indonesia dengan menggelar malam tasyakuran di masing-masing rukun tetangga (RT) dan rukun warga (RW) yang ada di daerah tersebut.

Setiap perumahan atau daerah perkampungan yang ada di Surabaya terlihat sangat meriah dengan pernak pernik kemerdekaan, seperti bendera Merah Putih, umbul-umbul, lampu hias, dan jalan-jalan yang dicat berwarna warni, sehingga betul-betul memperlihatkan suasana kemerdekaan di setiap sudut kota itu.

Salah satu tempat yang melaksanakan tasyakuran dalam rangka memperingati HUT Ke-78 RI adalah RT 01, RW 04, Kelurahan Dukuh Kupang, Kecamatan Dukuh Pakis. Puluhan warganya berkumpul untuk menyaksikan berbagai macam pertunjukan kesenian daerah di Balai RT, Sabtu malam.

Ketua RT 01/RW 04 Nurhaji menjelaskan bahwa tasyakuran yang dilakukan warganya merupakan kegiatan rutin tahunan yang wajib untuk dilaksanakan. Kegiatan itu juga diselingi dengan berbagai macam pertunjukan budaya lokal, seperti tarian, paduan suara, dan seni bela diri.

Menariknya, yang menampilkan pertunjukan kebudayaan tersebut adalah warga dari lingkungan RT itu sendiri, anak-anak kampung, dan ibu-ibu setempat. Mereka sangat antusias dalam mempersiapkan dan menunjukkan kemampuannya. Hal itu terbukti jauh-jauh hari mereka sudah berlatih secara rutin dalam rangka mempersiapkan penampilannya di hadapan warga kampung.

Semangat berlatih dan berani tampil dalam pertunjukan dianggap sebagai salah satu bukti bahwa semangat kemerdekaan terus bergelora di setiap hati masyarakat di Kota Pahlawan itu. Masing-masing membentuk tim sendiri dan mengajak warga yang lain untuk ikut andil untuk memeriahkan acara tersebut.

Menggelorakan semangat kemerdekaan melalui budaya lokal itu sangat efektif agar anak-anak dan para generasi muda bisa belajar dari hal-hal yang terlihat kecil. Sebab dengan berani tampil dan mau berlatih, mereka telah belajar bersosialisasi dan bekerja sama dalam satu tim. Selain itu, mereka juga menjadi tekun dalam mempelajari kearifan lokal atau budaya Indonesia, serta menjaga kekompakan tim, seperti merawat persatuan dan kesatuan warga dalam satu kesatuan bangsa.

Selain itu, melalui semangat gotong royong dari yang muda sampai yang tua dalam memperingati kemerdekaan RI itu terbukti bahwa bangsa ini tidak pernah melupakan kearifan atau budaya lokal. Tentu hal ini merupakan sebuah kegiatan positif bagi keberlangsungan pembangunan di Kota Pahlawan.

"Terus Melaju untuk Indonesia Maju" menjadi tema peringatan HUT kemerdekaan tahun ini terasa sangat tepat, dimana semua orang baru merasakan bebas dari kewajiban mengenakan masker, setelah bangsa kita sempat dilanda pandemi COVID-19. Akibat pandemi itu membuat banyak orang mengalami kerugian, baik bidang kesehatan maupun keuangan, akibat terbatasnya aktivitas sosial.

Semangat kemerdekaan melalui kearifan atau budaya lokal tentu menjadi sebuah solusi tepat untuk merawat serta menjaga apa yang menjadi peninggalan atau warisan nenek moyang kita. Hal itu bisa dikatakan bukan tanpa alasan, sebab selama masa pandemi kita dibatasi keluar rumah, dengan hanya mengonsumsi informasi dari televisi dan internet yang sangat terbatas untuk menikmati pertunjukan budaya lokal.

Menyaksikan pertunjukan anak-anak dan ibu-ibu warga RT 01/RW 04 tersebut, Lurah Dukuh Kupang Fahmi Fitra Ardiansjah mengaku sangat bangga dan bahagia bahwa gelora semangat kemerdekaan sangat terasa, bahkan dengan tidak meninggalkan kearifan lokal. Semangat melestarikan tradisi itu tidak boleh luntur dari waktu ke waktu.

Apa yang dilakukan masyarakat dalam menggelorakan semangat kemerdekaan kali ini betul-betul menjadi bukti bahwa semangat perjuangan itu terus berlanjut. Untuk membuat suasana kampung menjadi meriah, diperlukan kekompakan dan gotong royong, bukan hanya menyumbangkan tenaga, tapi juga uang, karena pernak pernik yang terpasang itu butuh modal.

Peringatan kemerdekaan kali ini menjadi salah satu bukti yang menguatkan bahwa tugas merawat budaya lokal bukan hanya menjadi kewajiban pemerintah, tapi juga masyarakat luas. Bukti bahwa semangat persatuan dan kesatuan masyarakat sampai saat ini tidak pernah luntur.

Oleh karena itu, menjaga tali silaturahim juga sangat penting agar tidak mudah dipecah belah oleh isu-isu yang sengaja dilontarkan oleh pihak tidak bertanggung jawab. Apalagi bangsa ini dalam waktu dekat akan menghadapi pemilihan presiden yang biasanya muncul penyebaran informasi yang berpotensi membuat perpecahan di masyarakat.

Maraknya perkembangan teknologi digital dan era media sosial tentu menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi masyarakat kita, dimana banyaknya informasi dengan narasi negatif dengan isu yang kurang mendidik terus bertebaran.

Hal itu menjadikan pekerjaan rumah bagi kita semua untuk berupaya semaksimal mungkin dalam mencegah terjadinya penurunan moral para generasi muda. Sehingga melalui semangat perjuangan dan memperjuangkan pelestarian peninggalan para pahlawan saat ini menjadi salah satu benteng dalam menjaga serta merawat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Melihat kondisi bangsa dengan semangat kemerdekaan yang disemangati oleh kearifan lokal, yakni hidup rukun dan guyub, maka kekhawatiran terhadap isu perpecahan ketika menjelang pemilihan umum menjadi tidak lagi memiliki tempat untuk tumbuh. Kekhawatiran itu menjadi lemah oleh budaya asli bangsa kita yang selalu bergotong royong dalam rasa bersaudara.

Indonesia adalah negara yang masyarakatnya majemuk, baik dari sisi suku, agama, ras, dan budaya. Meskipun demikian, semua memiliki rasa yang sama, yaitu menjaga NKRI tetap hidup dan menjadi semakin maju, melalui semangat kemerdekaan dan menjaga budaya lokal.

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023