Jakarta (ANTARA) - Ketua DPR RI Puan Maharani mengingatkan bahwa dalam rangka mencapai kemajuan maka harus diwujudkan dengan kerja bersama segenap elemen bangsa untuk membangun negara dengan ikhlas mengabdi demi terwujudnya cita-cita bersama, sebagaimana falsafah Jawa “sepi ing pamrih rame ing gawe”.
Puan menyebut apapun pekerjaan, profesi, jabatan, gender, maupun golongan usia, harus bekerja sama dan bergotong royong mengambil peran dan tanggung jawab untuk membangun negara mewujudkan masyarakat yang sejahtera.
“Apapun kedudukannya di masyarakat maka kita lakukan untuk membangun cara pikir, cara kerja, dan cara hidup yang membawa kemajuan; sepi ing pamrih rame ing gawe (ikhlas mengabdi demi terwujudnya cita-cita bersama),” kata Puan saat menyampaikan pidato pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2023-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, untuk mewujudkan negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur tidak dapat terlaksana hanya dengan tuntutan-tuntutan saja.
“Atau dengan kata-kata saja, atau dengan kemarahan-kemarahan saja,” ucapnya.
Dia lantas mengajak segenap elemen bangsa untuk lebih kuat dan lebih giat dalam menanam kebaikan demi kemajuan Indonesia.
“Manakala yang baik kita bikin lebih kuat, maka kita akan maju. Manakala yang buruk kita bikin kuat, maka kita akan binasa. Marilah yang baik kita bikin lebih kuat, sehingga kita semakin maju,” ujarnya.
Puan juga mengajak masyarakat untuk terus menggelorakan semangat ‘sekali merdeka, tetap merdeka’ sebab sejatinya hidup adalah perjuangan, dan perjuangan adalah hidup.
“Marilah kita tetap pada satu semangat ‘fighting nation’ yang tidak mengenal ‘journey’s end’, ‘for a fighting nation there is no journey’s end’,” terangnya.
Selain itu, dia mengingatkan segenap bangsa Indonesia untuk waspada terhadap pihak-pihak tertentu yang ingin menghancurkan pekerjaan anak bangsa dalam membangun Indonesia selama 78 tahun merdeka.
“Marilah kita seluruh anak bangsa untuk selalu mawas diri terhadap pihak-pihak yang dapat menghancurkan ikatan persatuan rakyat Indonesia, kita tidak ingin ada pihak-pihak yang menghancurkan pekerjaan anak bangsa dalam membangun rumah kebangsaan Indonesia,” tuturnya.
Hal tersebut, kata dia, lantaran pekerjaan meletakkan, menyusun, dan merekatkan komponen peradaban menjadi suatu “bangunan rumah” kebangsaan Indonesia merupakan pekerjaan yang membutuhkan persatuan rakyat dalam semangat gotong royong.
“Selama 78 tahun kita membangun Indonesia merupakan suatu pekerjaan meletakkan, menyusun, dan merekatkan setiap komponen karya terbaik anak bangsa menjadi suatu ‘bangunan rumah’ kebangsaan Indonesia yang berlandaskan fondasi Pancasila, yang dapat menjamin masyarakat di dalamnya hidup tentram, bersatu, adil dan makmur,” katanya.
Untuk itu, Puan mengingatkan bahwa Pancasila merupakan jiwa bangsa Indonesia di dalam perjuangan dan usaha bersama untuk mencapai cita-cita kemerdekaan.
“Hanya Pancasila yang dapat mempersatukan kita dan juga menjadi landasan idiil, ideologi berbangsa dan bernegara,” ucapnya.
Terakhir, dia turut mengucapkan Dirgahayu Ke-78 RI yang akan jatuh pada 17 Agustus 2023.
“Dharma Eva Hato Hanti, kuat karena bersatu, bersatu karena kuat. Dirgahayu bangsa dan Republik Indonesia!” kata Puan.
Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Edy M Yakub
Copyright © ANTARA 2023