Jakarta (ANTARA) - Perancang busana dari Indonesian Fashion Chamber (IFC) Lisa Fitria menyampaikan harapannya pada Hari Kemerdekaan ke-78 Republik Indonesia pada Kamis (17/8) yakni agar masyarakat menjadi diri sendiri.
"Kita harus merdeka untuk diri kita sendiri dulu. Dengan era digitalisasi yang luar biasa, secara tidak langsung banyak orang yang terjebak, dia tidak merdeka, tidak menjadi diri sendiri," kata dia saat dihubungi ANTARA, Rabu.
Menurut Lisa, seseorang yang tidak bisa menjadi diri sendiri bukan orang yang merdeka. Oleh karena itu, dia ingin menyampaikan pada masyarakat agar mereka memerdekakan diri mereka sendiri.
Dia kemudian menyoroti pentingnya orang-orang tidak terpengaruh semisal media sosial yang cenderung menampilkan hal yang keren dan tindakan menyombongkan diri tentang hal-hal berhubungan dengan uang atau flexing.
"Untuk menjadi apa adanya tidak perlu kita terpengaruh oleh media sosial yang menampilkan yang keren-keren, flexing," ujar Lisa.
Baca juga: Harapan anak bangsa sebagai pelita untuk Indonesia
Lisa juga menyampaikan harapannya terkait Pemilu 2024 yakni agar masyarakat bisa membekali diri dengan literasi yang baik sehingga tak serta merta menerima informasi, namun melakukan penelusuran fakta terlebih dulu.
"Sekarang orang ini lebih suka tampilan visual tanpa mau untuk lebih mendalam. Semoga literasi mengenai demokrasi, mengenai informasi apapun bisa dicerna dengan baik dan bertanggung jawab," demikian harap dia.
Sebelumnya, Lisa yang juga pengamat mode mengungkapkan pendapatnya tentang busana adat Tanimbar yang Presiden Joko Widodo kenakan pada Sidang Tahunan MPR Tahun 2023 di Gedung MPR/DPR/DPD Jakarta pada pagi tadi.
Menurut dia, penampilan Presiden tampak sederhana namun ikonik. Saat itu, Presiden mengenakan kemeja putih dibalut selendang kain tenun yang menutupi bagian dada serta punggung dengan warna motif hitam, merah dan abu-abu.
Pada bagian kepala, Presiden Jokowi mengenakan penutup kepala yang berhiaskan somalea atau hiasan dari bulu burung Cenderawasih yang telah dikeringkan. Hiasan ini pada masa lalu melambangkan keberanian, kebesaran dan keperkasaan seorang pemimpin atau pahlawan atau ketua adat.
Presiden juga mengenakan kalung dengan ornamen berbentuk lingkaran dengan warna emas di bagian dada yang melambangkan kebesaran sebagai seorang pemimpin. Pada masyarakat Maluku, kalung emas ini identik dengan raja atau ketua adat yang kharismatik dan dihormati.
Presiden juga menggunakan sebuah kain berwarna hitam berfungsi sebagai sabuk pinggang, serta celana panjang hitam sebagai bawahan.
Lisa berpendapat pemilihan busana adat Presiden Jokowi tahun ini seperti tahun-tahun sebelumnya menarik seiring pesan yang ingin beliau tunjukkan yakni untuk mengingatkan bahwa Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika sekaligus pengingat Indonesia tidak hanya memiliki Jawa tetapi juga belahan pulau lainnya.
Baca juga: Harapan Cut Mini untuk HUT ke-77 RI
Baca juga: Jelang HUT RI, Yama Carlos ungkap syukur dan harapan untuk Indonesia
Baca juga: Harapan Ongen Saknosiwi pada HUT Kemerdekaan RI ke-76
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023