ASEAN memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menargetkan penyelesaian sejumlah negosiasi dan perundingan yang berkaitan dengan prioritas ekonomi Indonesia dalam Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers/AEM) ke-55 di Semarang, Jawa Tengah 17-22 Agustus 2023.
“Penyelesaian capaian prioritas ekonomi Indonesia di bawah kewenangan AEM. Pencapaian tersebut di antaranya diwujudkan dengan penyelesaian secara substansi negosiasi Kerangka Kerja Fasilitasi Jasa ASEAN dan penandatanganan Protokol Perubahan Kedua Persetujuan Pendirian AANZFTA,” kata Zulhas, sapaan akrab Mendag, dalam keterangannya diterima di Jakarta, Rabu.
AANZFTA merupakan ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Agreement.
Zulhas juga menargetkan pengesahan sejumlah kerja sama yang terkait prioritas ekonomi Indonesia seperti pengesahan dokumen ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA), Deklarasi Menteri terkait Kerangka Kerja Inisiatif Industri berbasis Proyek di ASEAN, dan Kerangka Acuan Kerja (Terms of Reference/TOR) dan Pengaturan Pendanaan (Funding Arrangement) dari Pembentukan Unit Pendukung RCEP untuk dapat beroperasi 2024.
RCEP merupakan perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan sepuluh negara anggota ASEAN dan lima negara mitra ASEAN yakni Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Selain target mengenai penyelesaian perundingan kerja sama, Zulhas juga membidik terjadinya peningkatan kerja sama ASEAN dengan mitra dialog dan mitra strategis, di antaranya, melalui Program Kerja Perdagangan dan Investasi ASEAN-Uni Eropa 2024-2025, perubahan lini masa penyelesaian perundingan ASEAN-Canada Free Trade Area (ACAFTA) secara substansi pada 2025, desain dan rencana kerja mewujudkan Kemitraan Ekonomi ASEAN-Jepang yang inovatif dan berkelanjutan, serta pengesahan Terms of Reference (ToR) of the AITIGA Joint Committee dan dokumen lain terkait perundingan ASEAN-India Free Trade Area (AIFTA).
Sedangkan target pencapaian ketiga, kata Zulhas, yakni peningkatan kerja sama antar pelaku usaha di ASEAN dengan negara mitranya.
Adapun AEM ke-55 Semarang akan diawali dengan Pertemuan Pejabat Ekonomi Senior (Senior Economic Ministers’ Meeting/SEOM)’ dan dirangkai dengan pertemuan terkait lainnya (Meeting and Related Meetings). Kemendag menjadi titik fokus Indonesia dalam AEM.
Zulhas menyatakan kesiapannya dalam memimpin pertemuan menteri ekonomi pada AEM ke-55.
“ASEAN memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi kawasan dan dunia. Kemendag selaku titik fokus Indonesia dalam AEM telah melaksanakan persiapan, baik substansi maupun logistik, serta bekerja sama dengan instansi pemerintah pusat dan pemerintah daerah,” katanya.
Lebih jauh, menurut Zulhas, terdapat beberapa manfaat penyelenggaraan rangkaian AEM, di antaranya mempercepat pemulihan ekonomi nasional, meningkatkan partisipasi Indonesia pada rantai pasokan regional dan global, meningkatkan kerja sama dan kapasitas, serta mendukung pencapaian target sentralitas ASEAN sesuai visi dalam masa Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023.
Zulhas meyakini rangkaian pertemuan AEM akan mendukung pertumbuhan digital ekonomi di kawasan, mendorong peningkatan daya saing, memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara, dan mendorong arus investasi.
"Manfaat lainnya, yakni meningkatkan partisipasi pelaku usaha domestik dan internasional serta mendukung promosi dan peningkatan partisipasi UMKM. Kegiatan ini juga dapat meningkatkan citra baik Indonesia, termasuk Jawa Tengah sebagai sentra pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya," kata Zulhas.
Rangkaian pertemuan AEM ke-55 terdiri atas 19 pertemuan dan 9 kegiatan unggulan. Agenda ini akan dihadiri para Menteri dan Wakil Menteri dari berbagai negara.
Selain Mendag Zulhas, AEM juga akan dihadiri Menteri Investasi Bahlil Lahadalia yang akan memimpin ASEAN Investment Area (AIA). Selain itu, turut hadir Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga selaku Pemimpin Delegasi Republik Indonesia (Delri) yang terdiri atas perwakilan kementerian dan lembaga terkait.
“Pertemuan AEM ke-55 ini merupakan pertemuan pamungkas dari rangkaian Pertemuan AEM masa Keketuaan Indonesia 2023. Hasil pertemuan ini akan dilaporkan pada AEC Council (Dewan Masyarakat Ekonomi ASEAN) selanjutnya di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN yang akan dilaksanakan pada September 2023,” kata Zulhas.
Baca juga: ASEAN-BAC bina kemitraan mendukung transformasi digital di ASEAN
Baca juga: Kementerian Investasi siap hadirkan IKN di ASEAN Investment Forum 2023
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023