Berbagai jasad renik (mikroba) air yang memanfaatkan bahan organik abdomen ikan patin diketahui dapat mengembangkan populasinya secara cepat, seperti dikutip dari Jurnal "Ecolab" edisi Juli 2008.
Penelitian yang dikembangkan oleh para ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Nusa Bangsa itu menjelaskan bahwa kepala dan isi perut ikan patin kerap menjadi limbah dalam proses pemanfaaatan ikan patin.
Isi perut ikan patin yang berbau amis serta kurangnya pengetahuan tentang cara mengolah, membuat banyak orang memilih membuang abdomen ikan tersebut begitu saja dan menimbulkan pencemaran di lingkungan.
RTM Sutamihardja, peneliti dari IPB, mengatakan, "Bila diolah dengan tepat, isi (perut) ikan patin justru bisa menjadi sumber minyak ikan yang mengandung Omega-3 tinggi."
Berdasarkan penelitian di laboratorium kimia, hasil kandungan total asam lemak jenuh di isi perut ikan patin adalah 23,96 persen dan asam lemak tak jenuh sebanyak 59,23 persen.
Isi perut ikan patin mengandung asam oelat 44,13 persen, asam linoleat 19,01 persen, asam palmitoleat 7,24 persen, dan asam palmitat 22,14 persen. Sementara asam kaprilat hanya 0,12 persen, alias sangat kecil sekali.
Pewarta: Ella Syafputri
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013