Bengaluru (ANTARA) - Saham Inggris dibuka lebih rendah pada perdagangan Rabu, melanjutkan aksi jualnya setelah data menunjukkan bahwa inflasi yang mendasari tetap tinggi, membangun kasus untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut oleh Bank Sentral Inggris (BoE), sementara Marshalls jatuh karena keuntungan setengah lebih rendah.
Indeks saham-saham unggulan atau blue-chips FTSE 100 yang berorientasi eksportir tergelincir 0,2 persen pada pukul 07.04 GMT, mendekam di posisi terendah lebih dari satu bulan karena sterling naik 0,14 persen menjadi 1,2718 dolar, tepat setelah data dirilis.
Inflasi harga konsumen tahunan turun menjadi 6,8 persen pada Juli dari 7,9 persen pada Juni, seperti yang telah diprediksi oleh BoE dan jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom.
Namun, inflasi inti mencapai 6,9 persen lebih panas dari perkiraan pada Juli, sementara jasa-jasa naik menjadi 7,4 persen dari 7,2 persen pada Juni.
Industri penambang logam merosot 1,1 persen, memimpin kerugian sektoral, setelah data menunjukkan harga rumah baru konsumen logam terkemuka China turun untuk pertama kalinya tahun ini pada Juli, menambah serangkaian data suram dari Beijing.
Sementara itu, indeks saham-saham berkapitalisasi menegah atau mid-caps FTSE 250 yang lebih fokus ke pasar dalam negeri juga terpangkas 0,2 persen.
Saham Marshall PLC jatuh 1,1 persen, setelah perusahaan melaporkan penurunan laba setengah tahun sebesar 26 persen.
Baca juga: Saham Asia tergelincir karena data China terus mengecewakan
Baca juga: Wall Street jatuh, penjualan ritel kuat picu kekhawatiran suku bunga
Baca juga: Kekhawatiran China seret yuan, Aussie di Asia, sementara dolar stabil
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023