Ponorogo, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ikut meramaikan kirab budaya puncak rangkaian Grebeg Suro yang digelar Pemerintah Kabupaten Ponorogo di jalan raya sekitar Monumen Bantarangin, Kota Ponorogo, Selasa.
Arak-arakan budaya dengan maskot kesenian reyog itu diawali dengan penyerahan cemeti pusaka samandiman oleh Gubernur Khofifah kepada Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko.
Orang nomor satu di Pemprov Jatim itu kemudian mengikuti prosesi kirab dengan menaiki kereta kencana yang berada di barisan depan.
Baca juga: Pemkab Ponorogo gelar ritual kirab dan jamasan empat pusaka daerah
Khofifah duduk berdampingan dengan Bupati Sugiri dan terus melambaikan tangan ke arah warga yang menyaksikan kemeriahan kirab di sepanjang jalan.
"Kegiatan Grebek Suro ini bisa menjadi episentrum bagi seluruh destinasi wisata yang ada di Ponorogo," ucap Khofifah.
Ia berharap rangkaian Grebeg Suro yang digelar setahun sekali tersebut memberi manfaat positif, baik secara ekonomi, budaya maupun pembentukan karakter, serta identitas bangsa.
Karenanya Khofifah mendukung penuh setiap ikhtiar yang dilakukan Pemkab Ponorogo dalam menjadikan kesenian Reyog Ponorogo sebagai warisan budaya dunia yang diakui oleh Unesco.
"Dimana pun namanya tetap Reyog Ponorogo, walaupun dipentaskan di luar negeri. Semoga dengan kehadiran Reyog Ponorogo akan membangun karakter keberanian untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujarnya.
Senada dengan Gubernur Khofifah, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menjelaskan setiap gelaran Grebeg Suro selalu ada dua agenda besar yang diselenggarakan panitia, yakni pada saat awal Muharam (tanggal 1 bulan Suro dalam sistem penanggalan Jawa) yang dikemas dengan Grebeg Suro dan di akhiri tutup Suro pada akhir Muharam.
Baca juga: Menparekraf Sandiaga usulkan Grebeg Suro jadi festival internasional
Baca juga: Meriahkan "Grebeg Suro", Ponorogo siapkan 29 kegiatan budaya
"Dua tradisi ini sudah berjalan bertahun-tahun. Tahun depan akan semakin besar," katanya.
Tak sekedar perayaan saja, Sugiri juga berharap kegiatan ini bisa mendatangkan perputaran ekonomi yang masif, terutama bagi para pelaku UMKM di Bumi Reyog (Ponorogo).
"Mudah-mudahan tidak hanya budaya dan peradaban, tapi perekonomian tumbuh di Kutho Kulon," katanya.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023