“Tentu saja, potensi pertumbuhan di sektor energi secara umum, dan khususnya di industri nuklir, ada di Asia, Timur Tengah, dan mereka hanya menginginkan teknologi dan pasokan kami," kata Likhachev saat bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, menurut transkrip yang dirilis Kremlin.
"Terkait itu, tentu saja kami saat ini sedang meningkatkan produksi dan akan memperkuat kepemimpinan kami,” lanjutnya.
Likhachev menyampaikan terima kasih kepada Putin atas dukungannya dalam akuisisi perusahaan terhadap cadangan uranium Budyonovskoye di Kazakhstan, sehingga Rosatom menjadi perusahaan dengan cadangan uranium terbesar kedua.
Baca juga: Rusia tawarkan diri untuk bangun PLTN pertama di Arab Saudi
Dia menambahkan bahwa Rosatom sudah mulai meningkatkan pengiriman produknya ke luar negeri, terutama ke negara-negara sahabat.
“Negara-negara itu adalah negara di Asia, China, Timur Tengah, Afrika. Di sana kami memiliki pertumbuhan hingga 60-70 persen dalam berbagai jenis pasokan ke serangkaian proses perkembangan bahan bakar nuklir,” katanya.
Likhachev juga mengatakan bahwa negara-negara tersebut mengalami “tekanan luar biasa”, baik secara politik maupun ekonomi.
“Tentu saja, pada titik saat ini, kami tidak melihat prospek khusus untuk pertumbuhan di pasar Eropa, dan bukan hanya karena ada sikap tidak bersahabat terhadap kami, tetapi karena tidak ada potensi pertumbuhan di sana," kata dia, menambahkan.
Baca juga: Rusia beri anumerta "pahlawan nasional" kepada lima pakar nuklir
Sumber: Anadolu
Penerjemah: Shofi Ayudiana
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023