Kami menuntut honor kami yang belum dibayarkan dan juga keamanan karena ketika ada operasi pembasmian preman, ada anggota kami yang ditangkap,"
Jakarta (ANTARA News) - Sekitar 20 orang juru parkir resmi di komplek Gelora Bung Karno Jakarta, menuntut pembayaran honor dan keamanan mereka saat bertugas.
"Kami menuntut honor kami yang belum dibayarkan dan juga keamanan karena ketika ada operasi pembasmian preman, ada anggota kami yang ditangkap," kata koordinator juru parkir GBK, Agung di Jakarta, Rabu.
Dia mengatakan selama ini perusahaan yang menaungi 78 juru parkir di GBK, yaitu Secure Parking belum membayar honor. Karena itu menurut dia, juru parkir tersebut meminta perlindungan dari pengelola GBK yang telah melimpahkan mereka ke perusahaan tersebut.
"Tiap bulan seharusnya dibayar tiap tanggal 5, tapi hingga sekarang belum dibayar. Kami minta perlindungan, karena kami ada SK (Surat Keputusan) pelimpahan dari Gelora ke Secure Parking," ujarnya.
Selain itu, menurut dia ketika terjadi operasi pemberantasan premanisme oleh Kepolisian ada juru parkir resmi yang ditangkap. Namun Secure Parking, menurut Agung tidak mau bertanggungjawab terkait hal itu.
"Satu hari kami hanya dibayar Rp20.000, jam masuknya hanya boleh 22 hari kerja. Dan kami diperbolehkan menerima uang dari pengunjung," tegasnya.
Kepala Divisi Umum dan Kepegawaian Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno, Putu Megasuta mengatakan Juru parkir resmi itu merupakan binaan Secure Parking dan diberikan honor dari perusahaan tersebut.
Dia menjelaskan honor itu belum dibayarkan karena ada satu jukir yang memanipulasi uang perusahaan. Menurut dia, jukir tersebut dibebankan atas kejadian itu sehingga honor semua mereka ditunda pembayarannya.
"Kalau honor tidak dibayar, seharusnya nulis surat ke secure parking. Seharusnya jukir ini diajak dialog, dan kami bersedia memediasi," ujarnya.
Menurut dia, sebanyak 78 jukir resmi itu di tempatkan di enam unit Komplek GBK. Hal itu menurut dia sangat kurang dalam pengelolaan parkir sehingga menimbulkan peluang orang lain menjadi juru parkir liar.
Dia juga mengapresiasi langkah Kepolisian membasmi premanisme di Komplek GBK, karena meresahkan pengunjung dan mengambil lahan kerja juru parkir resmi. Putu juga mengakui sulit menertibkan parkir liar itu karena jumlah petugas keamanan yang terbatas tetapi wilayah GBK sangat luas. (I028/A020)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013