Jakarta (ANTARA News) - Harga properti baru dan lama di kawasan Jababeka dan Lippo Cikarang, Bekasi, Jawa Barat diprediksi akan naik sekitar 10-15 persen menyusul pengoperasian akses tol keluar masuk (simpang susun) tol Jakarta-Cikampek pada KM 34,7 pada akhir Agustus nanti.
"Perkiraan (kenaikan, red) sebesar 10-15 persen per tahun," kata Presiden Direktur PT Jababeka Tbk S.D. Darmono didampingi Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk Meow Chong Loh kepada pers di Jakarta, Rabu.
Menurut Darmono, tujuan utama pembuatan akses tol yang menghubungkan antara kawasan Jababeka dan Lippo Cikarang itu adalah memberi kenyamanan bagi penghuni kawasan perumahan, pelaku bisnis dan masyarakat Cikarang.
"Sekaligus juga mengurangi kepadatan di pintu tol KM 28 Cikarang Barat dan KM 37 Cikarang Pusat," katanya.
Jika kenyamanan meningkat, katanya, adalah hal wajar jika ada kenaikan harga untuk peminat properti baru di kawasan ini, tetapi resiko yang dialami oleh pengembang juga kurang lebih sama yakni ketika ingin ekspansi, harus keluar dana tambahan juga.
"Harga properti baru naik karena harga tanahnya juga naik," katanya.
Oleh karena itu, tegasnya, kenaikan harga properti dan tanah di kawasan itu hendaknya disikapi pihak terkait secara wajar, termasuk kemungkinan bertambah padatnya jalur tol Jakarta-Cikampek. "Macet itu tanda-tanda ada pertumbuhan ekonomi," katanya.
Sementara itu, menurut Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Tbk, Meow Chong Loh, dengan selesainya jalur akses tol tersebut, selain memberikan dampak positif, juga menjadi akses yang menghubungkan kawasan industri di Cikarang yang tergabung dalam ZONI (zona internasional) dan merupakan konsorsium tujuh kawasan industri di Cikarang.
"Sebelum adanya akses ini, jarak tempuh antara Jababeka dan Lippo Cikarang sekitar satu jam perjalanan dengan mobil pribadi, tetapi dengan adanya akses itu hanya sekitar 15-20 menit di jalur tol," katanya.
Jalan akses ke tol Jakarta-Cikampek di KM34,7 itu dibangun dengan dana investasi sekitar Rp200 miliar untuk konstruksi dan Rp100 miliar untuk pembebasan lahannya.
Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013