Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menyatakan tiga Begawan Budaya Indonesia meraih gelar tanda kehormatan dari Presiden Joko Widodo melalui program Anugerah Kebudayaan Indonesia (AKI) tahun 2023.

Tiga Begawan Budaya ini yaitu (alm.) Tjokorda Gde Agung Sukawati dan (alm.) Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo yang mendapat gelar tanda kehormatan Bintang Budaya Parama Dharma, serta (alm.) Ki Mohamad Amir Sutaarga yang mendapat gelar tanda kehormatan Bintang Jasa Nararya.

“Pada Senin (14/8) di Istana Negara, Jakarta, Presiden Joko Widodo secara langsung menyematkan gelar tanda kehormatan melalui ahli warisnya masing-masing,” kata Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbudristek, Hilmar Farid di Jakarta, Selasa.

Tjokorda Gde Agung Sukawati adalah budayawan Bali yang berhasil melakukan diplomasi kebudayaan serta menjadi pionir berkembangnya pariwisata berakar pada seni dan budaya di Bali yang dikenal sebagai cultural and community-based tourism.

Salah satu dedikasi dan darmabaktinya dalam upaya diplomasi tersebut adalah Tjokorda Gde Agung Sukawati berhasil mengantarkan pada wujud kolaborasi antarseniman di Ubud dan sekitarnya dengan sejumlah akademisi dan seniman mancanegara.

Hal itu menjadikan Ubud dikenal sebagai The International Central of Art yang berkelanjutan hingga gelar tanda kehormatan dari Presiden Joko Widodo disematkan melalui ahli warisnya yaitu Tjokorda Gde Putra A.A. Sukawati.

Selanjutnya, Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo adalah pendiri Akademi Seni Karawitan Indonesia (ASKI) atau Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta.

Ia juga merupakan tokoh penting dalam proses penggabungan seluruh perguruan tinggi swasta se-Surakarta menjadi Universitas Gabungan Surakarta (UGS) yang kini menjadi Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS).

Gelar tanda kehormatan dari Presiden Joko Widodo kepada Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Djojokusumo disematkan melalui ahli warisnya yaitu BRA. Fatimah Retno Hapsari.

Penerima terakhir yakni Mohammad Amir Sutaarga adalah pakar permuseuman yang memberikan landasan penting bagi permuseuman Indonesia dan peletak dasar pembangunannya.

Ia juga merupakan pionir pengembangan Ilmu Permuseuman dan perintis Pendidikan Museologi di Indonesia hingga gelar tanda kehormatannya disematkan melalui ahli waris yaitu Siti Chamsiah Sutaarga.

Hilmar mengatakan pihaknya sejak 2012 konsisten memberikan apresiasi kepada tokoh-tokoh yang berjasa dan berkontribusi dalam upaya pemajuan kebudayaan Indonesia.

Melalui AKI, lanjut Hilmar, pemerintah mengambil posisi untuk terus bersama para pahlawan kebudayaan dalam kerja pemajuan kebudayaan.

Menurutnya, melalui program ini diharapkan ekosistem kebudayaan bisa lebih mengemuka sehingga akan lebih banyak pihak yang turun tangan memajukan kebudayaan Indonesia.

“Dengan demikian maka cita-cita menjadi negara adidaya budaya dapat terwujud,” ujarnya.

Selain pengusulan gelar tanda kehormatan dari Presiden, dalam AKI 2023, Kemendikbudristek menganugerahkan sejumlah kategori penghargaan yang akan diberikan oleh Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim.

Kategori tersebut adalah kategori Pelestari, Pelopor dan Pembaru, Maestro Seni Tradisi, Anak dan Remaja, Media, Lembaga dan Perorangan Asing, Pemerintah Daerah, serta Masyarakat Adat.

Pemberian penghargaan kepada seluruh penerima AKI ini akan dilaksanakan pada November 2023 di Jakarta.

Baca juga: Istana Berkebaya ajak masyarakat cinta dan bangga budaya Indonesia

Baca juga: Istana siapkan pertunjukan udara menarik pada Upacara 17 Agustus

Baca juga: Presiden Jokowi ingin masyarakat luas kembali gemar memakai kebaya

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023