"Hubungan dengan Jepang sangat penting bagi investasi. Pada 2012, nilai investasi dari Jepang mencapai 2,5 miliar dolar Amerika Serikat," kata Chatib Basri di Jakarta, Rabu.
Chatib mengatakan yang diharapkan Indonesia dalam hubungan kerja sama dan investasi dengan Jepang bukan sekedar bisnis. Namun, dia juga berharap Jepang ikut membantu Indonesia untuk melakukan transformasi yang lebih tinggi dalam pembangunan.
Chatib mencontohkan Korea Selatan, Afrika Selatan dan Brazil yang sebelumnya merupakan negara-negara yang warganya berpenghasilan menengah, tetapi hanya Korea Selatan yang berhasil menjadi negara industri.
"Korea Selatan berhasil menjadi negara industri karena inovasi. Indonesia juga harus mampu membangun `capacity building`. Di sinilah saya berharap kerja sama dan investasi dari Jepang ikut berperan," tuturnya.
Chatib Basri menjadi salah satu pembicara dalam diskusi panel bertema "Tantangan dan Peluang Investasi di Indonesia" yang diadakan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk di Gedung BNI Jalan Sudirman, Jakarta Pusat.
Selain Chatib, pembicara lainnya adalah Direktur Utama PT BNI (Persero) Tbk Gatot Suwondo, Gubernur Prefektur Ehime, Jepang Tokihiro Nakamura dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Prefektur Ehime Shozo Shiriasi.
Kemudian, Ketua Komite Indonesia-Jepang Kamar Dagang dan Indonesia (KADIN) Indonesia Sony B Harsono, Ketua Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang Rahmat Gobel dan Sekretaris Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional Dyah Winarni Pujiwati.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) menjalin kerja sama dengan Pemerintah Prefektur Ehime, Jepang, untuk menjembatani kerja sama antara pengusaha Jepang dan Indonesia.
Usai diskusi panel, delegasi Prefektur Ehime yang terdiri atas 14 perusahaan dipertemukan dengan 35 perusahaan Indonesia yang merupakan nasabah BNI dan 20 pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) untuk mengeksplorasi potensi kerja sama antarpelaku bisnis secara riil.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013