Jakarta (ANTARA News) - Kritikus film asal Amerika Serikat yang meninggal pekan lalu dimakamkan di Chicago.
Roger Ebert menulis tinjauan tentang film di Chicago Sun-Times selama 40 tahun. Ia meninggal karena kanker pada 4 April lalu.
Ketika Misa Pemakaman digelar selama 90 menit, mereka yang hadir bergantian mengenang karier Ebert hingga kondisi kesehatannya yang menghambatnya untuk berbicara.
Ebert kehilangan suara dan sebagian besar rahang bawahnya setelah menjalani operasi akibat kanker tiroid.
"Dia sadar, berhubungan dengan orang lain merupakan alasan utama mengapa di sini dan itu lah isi seluruh hidupnya," kata putri tiri Ebert, Sonia Evans, seperti yang diberitakan BBC.
"Dia tidak hanya mendominasi profesinya, dia menegaskannya," kata Walikota Chicago Rahm Emanuel di Katedral Holy Name, Senin (8/4).
"Roger banyak menghabiskan waktu menonton film-film jelek, jadi kita tidak perlu (menonton film jelek)," canda Emanuel.
Ebert menulis di blog-nya beberapa hari sebelum ia meninggal di usia 70. Ia menulis tentang penyakitnya.
"Sangat menyebalkan kankernya kembali dan saya harus menghabiskan banyak waktu di rumah sakit," tulisnya.
"Jadi, di hari-hari yang buruk, mungkin saya akan menulis tentang kelemahan yang biasanya menemani penyakit. Di hari baik, mungkin saya gembira sekali menonton film bagus sampai-sampai tidak merasa sakit."
Saat pemakaman, Pendeta Jesse Jackson memuji dukungan Ebert untuk Spike Lee dan pembuat film berkulit hitam lainnya.
"Dia menghormati apa yang kami katakan tentang diri kami. Dia mengerti nilai-nilai dari sebuah film penting, bukan berdasarkan kesenangan pribadi," katanya.
Janda Ebert, Chaz, menambahkan "tidak masalah baginya ras, kepercayaan, warna Anda - dia punya hati yang cukup besar menerima dan mencintainya."
Ebert memulai kariernya di Chicago Sun-Times. Di sana ia menghabiskan lima dekade menulis tinjauan film yang tajam, sesekali lucu. Pada 1975, Ebert menjadi kritikus film pertama yang menang Hadiah Pulitzer dalam bidang Kritik.
"Roger (bekerja) 24-7 sebelum orang-orang memikirkan istilah itu," kata John Barron, mantan bos Ebert di Sun-Times.
Di akhir tahun 70, Ebert bersama kritikus film Gene Siskel menggunakan lambang "jempol" untuk penilaian mereka terhadap film. Mereka bekerja sama hingga Siskel meninggal setelah operasi tumor otak tahun 1999.
Ebert juga menulis lebih dari 15 buku tentang film dan bersama Russ Meyer, ia juga pernah menulis beberapa film. Tahun 2007, ia dinobatkan sebagai kritikus andal AS oleh majalah Forbes.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013