Tanpa dibakar atau ada pemicu api, mustahil lahan, termasuk jenis gambut, bisa terbakar,
Banjarbaru (ANTARA) - Bau asap terasa begitu menyengat di hidung ketika melintas atau berada di kawasan sekitar Kecamatan Liang Anggang dan Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru, dalam beberapa pekan terakhir setelah kebakaran lahan tiada henti terjadi di beberapa lokasi.
Asap pekat biasanya terlihat ketika malam hingga pagi hari dan berangsur menghilang saat Matahari mulai bersinar terang pada siang hari.
Kota Banjarbaru telah dinyatakan sebagai kawasan ring 1 bandara yang harus dijaga betul dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Namun faktanya, Ibu Kota Provinsi Kalimantan Selatan ini tidak bisa lepas dari kobaran karhutla yang setiap musim kemarau menjadi langganan diserang bencana kabut asap akibat lahan terbakar di mana-mana.
Tak hanya di wilayah Kota Banjarbaru, kiriman kabut asap juga kerap dialami akibat karhutla di daerah lain yang sudah dinyatakan ring 1 untuk keamanan lalu lintas penerbangan di Bandara Internasional Syamsudin Noor yaitu Kabupaten Banjar, Kabupaten Tanah Laut, dan Kabupaten Barito Kuala.
Pasalnya, jika empat daerah ini terjadi karhutla dan mengakibatkan munculnya kabut asap maka berpotensi mengganggu penerbangan di bandara yang berlokasi di Kelurahan Syamsudin Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru.
Hingga saat ini karhutla di Kalsel memang belum sampai mengganggu jadwal penerbangan, sebagaimana disampaikan Iwan Risdianto selaku Stakeholder Relation Manager Bandara Internasional Syamsudin Noor kepada ANTARA di Banjarbaru, awal pekan ini.
"Alhamdulillah sampai dengan saat ini tidak ada dampak atau gangguan operasional lainnya akibat dari kabut asap. Semua berjalan normal dan terkendali," ucapnya.
Meski begitu, situasi yang relatif masih terkendali saat ini tidak bisa dianggap remeh mengingat kemarau tahun ini diprediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terjadi kondisi kekeringan ekstrem akibat fenomena El Nino.
Kabut asap kerap menghiasi prakiraan cuaca Kalsel yang dikeluarkan BMKG melalui Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin.
Seperti pada Senin (14/8), delapan dari 13 daerah di Kalsel diperkirakan diselimuti kabut asap pada pagi dan dini hari, dengan sisanya siang cerah berawan dan malam hari cerah tanpa adanya hujan.
BMKG pun mengeluarkan peringatan dini waspada potensi kebakaran hutan dan lahan di seluruh wilayah Kalimantan Selatan.
Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin Muhammad Shaaimul Qadri menjelaskan berdasarkan prakiraan tingkat kemudahan terbakar di lapisan permukaan tanah wilayah Kalimantan Selatan didominasi warna merah yang artinya termasuk kategori mudah terbakar serta kondisi titik panas juga masih terpantau banyak, lebih dari 100 titik panas berkategori sedang hingga tinggi.
Menurut BMKG titik panas atau sering kali disebut hotspot merupakan area yang memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan area sekitarnya.
BMKG biasanya mendapatkan info hotspot dari satelit. Area yang dimaksud biasanya direpresentasikan dalam titik pada koordinat tertentu.
Kondisi pada Senin dan hari ini diperkirakan cerah. Kondisi ini berpeluang terjadi kebakaran hutan dan lahan di beberapa daerah sehingga pada pagi hari dan dini hari dominan berkabut yang tercampur asap akibat kebakaran hutan maupun lahan.
Partikel kabut plus asap ini akan cepat menghilang ketika Matahari sudah mulai terbit sehingga kejadian kabut asap ini dominan terjadi pada malam hari, dini hari, serta pagi hari.
2.301,58 hektare terbakar
Berdasarkan penanganan bencana kebakaran hutan dan lahan di Kalsel yang dilaporkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sejak Juni hingga Agustus 2023 luasan lahan terbakar 2.301,58 hektare yang diambil dari citra satelit.
Kemudian hotspot 3.787 titik berdasarkan satelit dan patroli udara terpantau 727 titik api.
Adapun penanganan yang telah dilakukan petugas gabungan BPBD dibantu Manggala Agni, TNI-Polri, dan sukarelawan masyarakat telah berhasil memadamkan 1.419,06 hektare pada 523 titik lahan terbakar baik oleh Satgas Darat maupun Satgas Udara melalui helikopter water bombing (pengeboman air) yang beroperasi empat unit.
Data BPBD per tanggal 13 Agustus 2023 menunjukkan Kota Banjarbaru paling luas penanganan karhutla yakni 551,81 hektare pada 176 titik dari 98 hostpot terlacak dan 92 titik berdasarkan patroli udara.
Wilayah terparah kedua Kabupaten Tanah Laut dengan luas penanganan lahan terbakar 343,63 hektare pada 119 titik api dari 216 titik berdasarkan patroli udara dan
677 hotspot.
Berada di urutan ketiga daerah paling parah terdampak karhutla yakni Kabupaten Banjar dengan luas penanganan lahan terbakar 269,55 hektare pada 70 titik api dari 162 titik patroli udara dan 471 hotspot.
Selain bersiaga di kantor utama BPBD pada 11 kabupaten dan dua kota, khusus BPBD Kalsel juga mendirikan pos lapangan di empat lokasi yang menjadi upaya pengamanan ring 1 bandara dari karhutla.
Pos tersebut yakni di Kecamatan Bati-Bati di Kabupaten Tanah Laut, Jalan Gubernur Syarkawi di Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar, Kecamatan Gambut di Kabupaten Banjar dan Guntung Damar Kota Banjarbaru.
Teknologi modifikasi cuaca pun telah dilakukan BPBD Kalsel sebanyak satu kali dengan harapan dapat meningkatkan intensitas curah hujan di tempat yang rawan karhutla.
Selain berjibaku dengan penanggulangan lahan yang terbakar untuk dipadamkan, BPBD Kalsel juga menerjunkan tim edukasi menggunakan mobil komunikasi informasi dan edukasi (KIE) menyosialisasikan pencegahan karhutla dengan berkeliling hingga ke pelosok desa.
Sosialisasi ini untuk mengoptimalkan pencegahan bencana karhutla dengan harapan dapat menambah pengetahuan masyarakat terkait dampak buruk karhutla maupun langkah-langkah pencegahannya.
Manager Program KIE BPBD Kalsel Ariansyah mengatakan sosialisasi dan edukasi bertujuan agar masyarakat mengetahui secara dini tentang kebencanaan dan upaya pencegahan.
Mobil KIE BPBD baru-baru ini dilibatkan dalam program Turun ke Desa (Turdes) Kemerdekaan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dengan mengendarai sepeda motor trail selama 6 hari, mulai 3 hingga 8 Agustus 2023, lalu berkeliling 13 kabupaten dan kota.
Upaya yang tak kalah sigap dilakukan Polda Kalsel dan Polres jajaran menyikapi bencana karhutla.
Penegakan hukum pun telah dilakukan dengan menetapkan satu pelaku terduga pembakar lahan sebagai tersangka di Banjarbaru.
Sejumlah peristiwa lahan terbakar juga telah dinaikkan statusnya pada tahap penyidikan dan aparat terus mengumpulkan alat bukti guna menetapkan tersangka.
Kapolda Kalsel Irjen Pol. Andi Rian Djajadi memerintahkan anggotanya mengecek kepemilikan setiap lahan terbakar agar bisa melakukan koordinasi langkah-langkah yang bisa diambil sehingga kejadian serupa tidak berulang.
Kebanyakan area yang terbakar merupakan lahan kosong sehingga tidak diurus pemiliknya.
Celakanya, lahan terbakar jauh dari akses jalan darat sehingga menyulitkan upaya pemadaman oleh Satgas Darat dan hanya bergantung dari helikopter water bombing.
Kapolda menegaskan tindakan hukum bisa saja dikenakan kepada pemilik lahan atas pembiaran lahannya yang terbakar meski mungkin tidak secara langsung atau sengaja melakukan pembakaran.
Oleh karena itu, penting menumbuhkan tanggung jawab secara moral bagi setiap pemilik lahan kosong yang ketika musim kemarau rawan terbakar apalagi dengan tekstur tanah gambut.
Misalnya, melakukan pembersihan lahan dari rumput yang tumbuh atau melakukan pengawasan secara rutin mengecek lahannya.
Polda Kalsel juga meningkatkan kesiapsiagaan karhutla pada enam polres, yaitu Polres Banjarbaru, Polres Banjar, Polres Tapin, Polres Hulu Sungai Selatan, Polres Barito Kuala, dan Polres Tanah Laut.
Anggota Polri di lapangan diperintahkan proaktif memberitahukan kejadian karhutla di wilayah tugasnya melalui aplikasi Lancang Kuning dan melakukan verifikasi titik hotspot, selain terjun langsung membantu pemadaman serta memasifkan edukasi sebagai upaya pencegahan.
Mustahil terbakar sendiri
Lahan yang kerap terbakar di Kalsel konon merupakan tanah gambut dengan tekstur lunak dan mudah ditekan sehingga cukup mudah kering dan terbakar ketika kemarau.
Meski begitu, asumsi jika lahan gambut terbakar sendiri tanpa ada pihak yang memicunya, ditepis ahli lingkungan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Prof. Udiansyah, MS.
"Tanpa dibakar atau ada pemicu api, mustahil lahan, termasuk jenis gambut, bisa terbakar," ujarnya.
Pemicu api bisa dari mana saja, bisa dibakar secara sengaja ataupun berasal dari puntung rokok yang dibuang sembarangan dalam kondisi masih menyala ataupun sumber bara api lainnya.
"Jadi tidak ada istilah gesekan daun kering lalu terbakar secara alami atau hawa panas di dalam tanah kemudian menjadi api," tegas Guru Besar Fakultas Kehutanan ULM itu.
Namun, yang bisa terjadi ketika lahan gambut terbakar tidak padam sempurna, kemudian sewaktu-waktu menyala kembali ketika ada embusan angin memberikan oksigen pada hawa panas di dalam tanah yang terbuka.
Udiansyah menjelaskan lahan gambut sebagai tanah yang terbentuk dari penumpukan sampah-sampah organik dari tumbuhan sehingga kaya kandungan bahan organik.
Tanahnya yang lunak dan mudah amblas dengan kedalaman hingga beberapa meter ketika diinjak.
Oleh karena itu, ketika terbakar maka permukaannya terbuka dan bakal menghasilkan emisi yang lebih banyak dibandingkan lahan mineral biasa.
Bahkan, lapisan bawahnya mengandung pasir yang ketika terus terbakar maka gambut menjadi rusak dan hanya menyisakan semacam gurun pasir tanpa bisa dimanfaatkan untuk pertanian.
Dia pun menepis mitos lahan yang dibakar menjadi subur karena fakta ilmiah justru menunjukkan sebaliknya.
Namun khusus untuk jenis tanah mengandung mineral ada keyakinan abu hasil pembakaran menjadi subur, tetapi itu pun hanya dalam jangka singkat.
Ketika terjadi hujan maka mineral pun akan habis sehingga terjadi perladangan berpindah oleh masyarakat sejak zaman dulu lantaran tanah tidak subur lagi.
Udiansyah menyarankan lebih mengoptimalkan pembangunan sekat kanal yang bertujuan mencegah lebih banyak air keluar dan mempertahankan kondisi tergenang gambut karena esensial mencegah terjadinya lahan gambut mudah terbakar.
Di samping itu, harus menjaga tidak munculnya sumber api dari orang yang sengaja membakar lahan atau akibat kelalaian dari orang yang membuat lahan terbakar.
Informasi kualitas udara
Kabut asap yang ditimbulkan akibat karhutla menyebabkan kerugian pada aspek kesehatan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), memburuk asma bronkial, bronkitis, pneumonia, iritasi mata dan kulit, serta dapat menurunkan daya tahan tubuh.
Untuk meminimalkan dampak kesehatan akibat kebakaran hutan dan lahan perlu dilakukan upaya-upaya pengendalian.
Pakar kesehatan dari ULM Prof. dr. Syamsul Arifin menekankan, agar pengendalian tepat sasaran maka gambaran kondisi kualitas udara harian di suatu daerah harus benar-benar terpantau dan diketahui masyarakat secara umum.
Informasi kualitas udara tersebut dapat tergambar dari indeks kualitas udara yang merupakan angka tak bersatuan yang menunjukkan kondisi kualitas udara ambien di suatu daerah.
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 45 Tahun 1997 indeks kualitas udara yang resmi dipergunakan di Indonesia adalah Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).
ISPU adalah angka yang tidak mempunyai satuan yang menggambarkan kondisi kualitas udara ambien di lokasi dan waktu tertentu yang didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika dan makhluk hidup lainnya.
Berdasarkan nilai ISPU ini maka aparat negara dapat melakukan tindakan pengamanan dengan cepat dan tepat.
Adapun tindakan pengamanan yang dapat dilakukan disesuaikan dengan nilai ISPU, yaitu lebih dari 400 artinya sangat berbahaya bagi semua orang.
Pada level itu, semua harus tinggal di rumah dan tutup pintu serta jendela dan segera dilakukan evakuasi selektif bagi orang beresiko ke tempat bebas pencemaran udara.
Kemudian angka 300 sampai 399, artinya berbahaya bagi penderita suatu penyakit, gejalanya akan semakin serius orang sehat merasa mudah lelah, penderita penyakit ditempatkan pada ruang bebas pencemaran udara serta aktifitas kantor dan sekolah harus menggunakan AC atau air purifier.
Angka 200 sampai 299 artinya sangat tidak sehat sehingga aktivitas di luar rumah harus dibatasi termasuk bagi penderita jantung.
Angka 101 sampai 199 tidak sehat, artinya dapat menimbulkan gejala iritasi pada saluran pernapasan aktivitas di luar rumah harus dikurangi.
Oleh karena itu, akses dan penyebaranluasan informasi tentang ISPU pada saat bencana karhutla sangat penting agar semua sektor dan seluruh masyarakat dapat siap siaga.
Di samping itu, beberapa tindakan yang dapat dilakukan seperti mengaktifkan setiap unit pelayanan kesehatan setiap hari, mulai posko medis lapangan, puskesmas, sampai rumah sakit.
Kemudian mendistribusikan kebutuhan logistik, baik berupa alat pelindung diri (masker), penyaring udara ruang, obat-obatan, serta filter dan reagen, hingga melakukan monitoring data penyakit pada setiap hari.
Karhutla sejauh ini mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya, politik, hingga bencana kesehatan.
Oleh karena itu, saatnya semua orang sadar agar tidak lagi membuka lahan dengan cara membakar dan bertindak lalai serta ceroboh.
Semua ikhtiar tersebut harus dilakukan demi menyelamatkan manusia, Bumi, serta makhluk hidup lainnya.
Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023