Semarang (ANTARA) - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengajak warga memanen hujan guna mengatasi krisis air bersih saat terjadi fenomena El Nino yang mengakibatkan musim kemarau menjadi lebih lama.
“Kita bisa menampung dari air hujan, maka rain harvesting-nya mesti dilakukan dengan peralatan seperti tandon tandon yang ada di rumah itu misalnya,” katanya di Semarang, Senin.
Menurut Ganjar, warga saat ini harus bijak untuk mengurangi dampak kekeringan saat musim kemarau.
Selain itu, Gubernur Jateng dua periode itu mengimbau warga mampu melakukan mitigasi kekeringan dengan pengelolaan sumber mata air di wilayah masing-masing.
Baca juga: BPBD: Warga terdampak kekeringan di Cilacap capai 9.153 jiwa
“Mata airnya mesti dijaga, yang kedua disiapkan sumber-sumber mata air yang bisa dikelola terus dibuatkan salurannya kalau desa-desa biasanya seperti pamsimas di beberapa titik ada sumur bor,” ujarnya.
Untuk program jangka panjang, Ganjar berharap masyarakat yang bermukim di wilayah yang rawan krisis air bersih agar melakukan gerakan panen air hujan dalam tempat penampungan khusus.
Orang nomor satu di Pemprov Jateng itu mengaku juga sudah menyiapkan skema bantuan air bersih untuk mengantisipasi musim kemarau yang berkepanjangan.
Setidaknya ada 7,1 juta liter air bersih yang didistribusikan ke daerah-daerah krisis air bersih.
"Kita tiap hari ada bantuan yang kita kirim ke daerah-daerah. Jadi kalau boleh saya tampilkan visualnya, dari BPBD semua siaga, bupati/wali kota semua siaga, so far sampai hari ini ada bantuan air," katanya.
Oleh karena itu, Ganjar meminta warga melapor agar bisa segera dikirim bantuan air bersih.
"Memang ada dari teman-teman media menyampaikan di tempat ini kurang air, sebenarnya tinggal lapor saja biar nanti kita kirim karena memang di daerah-daerah tertentu ya memang kurang air. Kita siapkan, kita minta kawan-kawan untuk selalu me-report secara rutin," ujarnya.***3***
Baca juga: Bandarlampung siapkan 50.000 liter air bersih antisipasi kekeringan
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023