Pada prinsipnya kami siap memproduksi KRL dan bus hanya belum jelas kapan kontrak itu bisa berlangsung,"

Madiun (ANTARA News) - PT Industri Kereta Api Indonesia (INKA) butuh kepastian kontrak pengadaan transportasi massal bus gandeng (articulated bus) untuk Transjakarta ataupun kereta listrik (KRL) Jabodetabek.

"Pada prinsipnya kami siap memproduksi KRL dan bus hanya belum jelas kapan kontrak itu bisa berlangsung," kata Direktur Komersial PT INKA, Hendy Hendratno Adji, dalam pertemuan pimpinan perusahaan BUMN itu dengan Staf Ahli Kementerian Perindustrian Bidang Pemasaran dan P3DN, Ferry Yahya, di Kantor Pusat PT INKA Madiun, Selasa (9/4).

PT INKA, menurut Hendy, berharap dapat menerima pesanan produk transportasi massal berkelanjutan sehingga mampu meningkatakan kualitas produk.

"Setidaknya ada pengulangan pesanan (repeat order) atau bahkan kontrak beberapa tahun sekaligus (multi-years)," kata Hendy terkait jangka waktu pesanan produk transportasi massal di PT INKA yang cenderung singkat.

Keunggulan produk-produk transportasi massal PT INKA seperti bus gandeng untuk Transjakarta ataupun KRL Jabodetabek, lanjut Hendy, yaitu jaminan ketersediaan layanan purna-jual.

Hendy mengatakan PT INKA bahkan siap memproduksi 150 bus gandeng untuk Transjakarta jika kontrak telah disepakati sejak Januari hingga Desember.

PT INKA tetap tidak menginginkan terjadi monopoli dalam pengadaan transportasi massal darat di Indonesia, namun bukan berarti produk dalam negeri justru kalah bersaing dengan produk asing.

Perusahaan yang bermarkas di Madiun Jawa Timur itu juga menambah dua bengkel baru dengan total luas sekitar enam ribu meter persegi untuk mengantisipasi lonjakan produksi bus gandeng, KRL, lokomotif, ataupun kereta diesel.

PT INKA telah memproduksi 39 unit bus gandeng untuk operator Transjakarta, 21 unit di koridor 11 dan 18 unit di koridor 12.

Pewarta: Imam Santoso
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013