kegiatan berkemah membuat seseorang belajar banyak hal karena proses panjang yang perlu dilakukan...

JAKARTA (ANTARA) - Berkemah, salah satu gaya mengembara dalam kegiatan Pramuka, belakangan ini menjadi kegemaran masyarakat lintas sosial sebagai sarana berwisata. Namun, menyontek gaya hidup Pramuka jangan hanya dalam hal berkemah, tiru pula perilaku luhur mereka terhadap alam yang diilhami dari Dasa Darma.

Saat ini kemping menjadi salah satu kegiatan rekreasi minat khusus prolingkungan yang telah menggoda para warga kota untuk menjajalnya dan membuat ketagihan kemudian. Hiruk pikuk kehidupan kota dan padatnya agenda kerja dalam rutinitas harian, membuat banyak orang didera lelah jiwa. Alam adalah tempat pelarian terbaik untuk menyegarkan raga dan pikiran.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of East Anglia mendapati temuan bahwa seseorang yang hidup berdekatan dengan alam atau hanya sekadar menghabiskan waktu di tempat tersebut, ternyata memperoleh manfaat kesehatan yang signifikan. Bahkan mereka menyebutkan beberapa risiko dari penyakit parah dapat dikurangi karena aktivitas di alam itu. Beberapa penyakit tersebut antara lain diabetes tipe II, penyakit kardiovaskular, perasaan stres, hingga tekanan darah tinggi.

Bencana kesehatan pandemi COVID-19 beberapa waktu lalu menjadi momen yang menyadarkan manusia secara masif akan pentingnya menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh untuk mengalahkan ganasnya virus yang seolah berhamburan di udara.

Momen pandemi juga, yang membuat banyak orang mencari pelarian dari kebijakan pembatasan pergerakan masyarakat yang menimbulkan kejenuhan. Sejak itu, destinasi wisata berkonsep kemping mulai merebak dan terus menjamur hingga sekarang. Para pelaku usaha bidang pariwisata berlomba dalam menawarkan fasilitas kemping dengan iming-iming pemandangan alam atau hamparan kerlap kerlip lampu kota pada malam hari dari kejauhan.

Ajang perlombaan juga berlangsung di kalangan para pengembara, mereka bersaing dalam melengkapi peralatan kemah dengan beragam aksesori dan pernak-perniknya. Bukan hanya perkara tenda, melainkan juga flysheet (atap tenda), hammock (tempat tidur gantung), lampu hias ala diskotek. Tidak berhenti di situ, mereka membawa pula meja kursi, kompor, perabotan dan bahan masak, meski semuanya dalam versi mini. Melihat kelengkapannya, cara berkemah pengembara masa kini layaknya boyongan rumah, semua ada.

Kegiatan berkemah dalam organisasi kepanduan Pramuka mengandung tujuan untuk menempa para anggota dalam hal kemandirian, mengakrabi alam, dan latihan bertahan hidup. Berbeda halnya dengan kemah gaya warga umum yang lebih kental dengan pelarian untuk bersenang-senang. Kemah ala Pramuka memiliki pendekatan edukasi, sedangkan berkemah para pemburu liburan dalam rangka berwisata.

Karena beda gaya dan beda cara, maka wisata kemping tak akan memperoleh kemanfaatan sebanyak yang Pramuka peroleh. Walau begitu, sejumlah pelajaran dan pengalaman otomatis akan didapat selama proses persiapan, perjalanan, pelaksanaan hingga kembali pulang. Namun ini berlaku untuk perkemahan reguler, bukan glamping (glamour camping) yang serba enak, bukan pula kemah petualang dengan tingkat tantangan tinggi.

Salah satu model tenda keluarga, warga berkemah di Lembah Tidar Ciherang, Kab. Bogor, Jawa Barat. ANTARA/Sizuka


Banyak belajar

Tanpa disadari, kegiatan berkemah membuat seseorang belajar banyak hal karena proses panjang yang perlu dilakukan hingga angan-angan bermalam di alam terbuka itu terlaksana.

Berikut beberapa pelajaran yang dapat diperoleh dari aktivitas berkemah.

1. Persiapan

- Membeli perlengkapan. Jika uang bukan masalah, maka Anda tak akan memperoleh pengalaman seni berbelanja. Akan tetapi bila ingin belanja efisien, mendapat barang bagus berkualitas dengan harga pantas, maka pelajari caranya.

Banyak jenama produk perlengkapan petualangan luar ruang dari barang impor yang berkualitas bagus dan harga selangit. Akan tetapi untuk apa, karena para pengembara selain cinta alam juga cinta produk dalam negeri. Maka lakukan komparasi antara spesifikasi produk impor terkenal dengan merek lokal, cari yang mendekati sama. Dengan begitu anda akan membeli barang bagus tanpa memboroskan anggaran rekreasi.

- Menyiapkan perlengkapan. Pada tahap ini ada pelajaran tentang manajemen dan perencanaan. Bagaimana pengembara akan hidup sejahtera di alam perkemahan nanti, ditentukan pada kerapian saat persiapan.

Agar tak ada barang penting yang tertinggal, buatlah daftar barang keperluan terlebih dahulu. Mungkin dapat dikelompokkan dalam: tenda dan perlengkapannya; baju, perlengkapan ibadah, perlengkapan tidur, dan peralatan mandi; perabotan dan bahan masak; P3K; dan seterusnya. Siapkan semua dalam ukuran dan takaran secukupnya.

Jangan rakus dengan ingin membawa segala macam yang ada di rumah karena ingin kehidupan yang sempurna di alam terbuka. Kalau pun mobil anda muat menampung, namun proses merapikan saat hendak pulang nanti biasanya bikin malas bila jumlah barang terlalu banyak dan berserakan. Apalagi tenaga sudah habis terkuras dengan kegiatan petualangan selama kemah berlangsung.

- Dua poin di atas tidak berlaku jika pilihannya pada jenis glamping (glamour camping) karena semua sudah tersedia di lokasi.

2. Perjalanan

- Riset lokasi. Teramat banyak pilihan tempat kemah dengan berbagai kelebihan dan kekurangan. Jangan merasa tak enak hati untuk membanding-bandingkan. Lakukan saja, untuk mendapatkan tempat kemah impian. Lokasi kemah yang berada di kawasan wisata alam, dengan keberadaan sungai, air terjun, satwa, atau hamparan perkebunan, biasanya banyak diminati.

- Simak ramalan cuaca. Prakiraan cuaca penting untuk diperhatikan, karena menjadi tidak lucu bila Anda berkemah di lokasi yang bakal terjadi hujan lebat, angin kencang, disertai sambaran petir bersahutan. Pastikan, lokasi kemah yang hendak dituju diperkirakan memiliki cuaca cerah bersahabat.

- Pelajari rute perjalanan. Selain memilih destinasi kemping yang mudah diakses kendaraan pastikan juga perjalanan menuju ke sana tak membuat sengsara. Maka penentuan rute memengaruhi efektivitas perjalanan. Jangan gambling dan improve dalam memilih jalan, bisa-bisa sampai di lokasi kemalaman dan sudah kelelahan untuk mendirikan tenda.

3. Berkemah

- Dirikan tenda. Saat membeli tenda sekaligus pelajari tutorial pemasangannya sehingga tak akan membuang banyak waktu ketika mendirikan tenda di lokasi. Setelah tenda berdiri, tata semua barang-barang dengan rapi agar nyaman menikmati istirahat malam di dalam tenda.

- Agenda petualang. Sebelum berangkat beristirahat malam, diskusikan dengan kelompok atau anggota keluarga mengenai agenda kegiatan selama seharian besok. Sepakati dan catat agenda itu, agar esok langsung dieksekusi tanpa perdebatan. Jangan salah, menyatukan banyak keinginan itu tidak mudah, bila tak disepakati terlebih dulu, jalannya perdebatan bisa membuang-buang waktu.

- Nikmati situasi. Berada di tempat baru jangan buru-buru tidur. Kalau hanya mau pindah tidur, tidak perlu repot-repot kemping. Berinteraksilah dengan tetangga tenda untuk memperoleh teman baru. Nikmati pula suasana malam yang tentu berbeda dengan lingkungan tempat tinggal. Di alam terbuka, bintang-gemintang akan tampak lebih bersinar karena tidak terhalangi oleh hamparan sinar lampu seperti di perkotaan. Udara segar tanpa polusi juga menjadi sesuatu yang mahal namun dapat dihirup gratis sepuasnya.

- Eksplor lokasi. Wahana kemping biasanya menyatu dengan kawasan wisata alam, karenanya jelajahilah. Mungkin Anda telah menempuh perjalanan lumayan jauh dari rumah ke tempat kemah, maka jangan sampai rugi dengan bermalas-malasan rebahan di tenda. Kenali lingkungan sekitar dalam agenda petualangan, maka pengembara akan memanen banyak kesenangan.

4. Pulang

Rapikan lokasi berkemah seperti sedia kala. Tinggalkan jejak kebaikan di mana pun menginjak tanah. Tidak meninggalkan sampah berserakan, tidak pula membuat kerusakan pada rumput, tanaman, atau pohon. Dan, bawa pulang kenangan indah.

Wisatawan berkemah menikmati surya terbit di Bukit Mantar, Kec. Poto Tano, Kab. Sumbawa Barat, NTB, Minggu (15/7/2023). (ANTARA/Sugiharto Purnama)



Hikmah berkemah

Berkemah telah menjadi kegemaran banyak kalangan. Bahkan sering dijadikan sarana outing atau gathering oleh institusi dan lembaga pemerintah, juga perusahaan swasta.

Bahkan Presiden Joko Widodo sempat mengajak berkemah para menteri dan gubernur se-Indonesia di titik nol Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur pada medio Maret tahun lalu, usai prosesi Ritual Kendi Nusantara.

Bagi pimpinan instansi atau perusahaan, kegiatan nonformal anak buah atau karyawan di luar ruang seperti itu kadang menjadi kesempatan untuk penilaian watak dan karakter seseorang, yang selanjutnya menjadi bagian pertimbangan saat melakukan rotasi atau promosi jabatan. Karena, saat tinggal bersama dalam beberapa hari, watak asli seseorang dapat dinilai.

Membahas keseruan berkemah, tentu turut mengingatkan kita bahwa hari ini tanggal 14 Agustus diperingati sebagai Hari Pramuka. Berkenaan dengan perayaan HUT Ke-62 Pramuka, Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Komjen Pol. (Purn.) Drs. Budi Waseso menyampaikan harapannya agar Gerakan Pramuka dapat terus maju dan berkembang serta berkiprah untuk membantu masyarakat dan program-program pemerintahan serta menangani pendidikan nonformal dalam pembentukan karakter.

Pembentukan karakter adalah hal menonjol yang diajarkan dalam gerakan kepanduan cetusan Robert Stephenson Smyth Baden Powel yang kemudian dikenal sebagai Bapak Pramuka dunia itu. Di Tanah Air, gerakan Pramuka mulai diperkenalkan secara resmi pada 14 Agustus 1961, dengan Bapak Pramuka Indonesia Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Dasa Darma Pramuka menggambarkan bagaimana karakter SDM yang ingin dibentuk dari gerakan ini. Terdapat religiusitas, patriotisme, cinta alam, dan kasih sayang terhadap sesama, rela menolong, serta sejumlah nilai luhur lainnya.

Dalam aktivitas berkemah, Anda akan memetik beberapa (meski tak semua) dari kemuliaan budi pekerti itu.

Jadi… berkemahlah! Presiden saja berkemah.






Editor: Achmad Zaenal M
Copyright © ANTARA 2023