Jakarta (ANTARA News) - Ekonom sekaligus salah satu pendiri Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J Rachbini mengatakan defisit ganda dan inflasi yang terjadi akan memberatkan perekonomian Indonesia.

"INDEF ingin memberikan peringatan kepada pemerintah bahwa kondisi keuangan kita saat ini lampu merah," kata Didik J Rachbini saat membuka sekaligus memimpin jumpa pers "Evaluasi Triwulan INDEF: Interrelasi Ganda dan Inflasi" di Jakarta, Selasa.

Dalam paparan yang disampaikan Eko Listiyanto, INDEF menyampaikan setidaknya ada tiga tantangan yang dapat menjadi batu sandungan bagi perekonomian Indonesia untuk mencapai target pertumbuhan dan pemerataan pada 2013.

Tantangan pertama adalah defisit perdagangan pada 2012 dan awal 2013. Eko mengatakan pada 2012 kinerja perdagangan mengalami defisit 1,63 miliar dolar Amerika Serikat. Padahal, pada 2011 perdagangan Indonesia surplus 26,1 miliar dolar.

"Sementara itu, pada Januari hingga Februari 2013 juga telah terjadi defisit perdagangan 0,4 miliar dolar. Surplus neraca perdagangan nonmigas semakin menipis, tetapi neraca perdagangan migas semakin defisit," tuturnya.

Tantangan kedua yang dihadapi Indonesia adalah defisit keseimbangan primer dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Eko mengatakan defisit keseimbangan primer 2012 tercatat Rp45,5 triliun.

"Pada 2013, defisit fiskal dalam APBN ditargetkan 1,65 persen dari PDB dan defisit keseimbangan primer berada pada angka Rp36,9 triliun," katanya.

Menurut Eko defisit keseimbangan primer terjadi akibat tidak optimalnya penerimaan negara dan membengkaknya belanja, terutama akibat beban subsidi energi. Defisit keseimbangan primer juga mengindikasikan pengelolaan utang yang tidak berkelanjutan.

"Harus segera dilakukan antisipasi agar defisit keseimbangan primer tidak mengganggu stabilitas fiskal dan perekonomian," ujarnya.

Sedangkan tantangan ketiga adalah kenaikan inflasi pada triwulan I 2013 yang cukup menyita perhatian pada pengambil kebijakan. Menurut Eko, inflasi triwulan I mencetak rekor pada bulan yang sama.

"Inflasi Januari sebesar 1,03 persen tertinggi dalam lima tahun terakhir. Inflasi Februari juga tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Begitu pula dengan inflasi Maret sebesar 0,63 persen juga rekor tertinggi dalam lima tahun terakhir pada bulan yang sama," katanya.

Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2013