Muaradua (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan, Sumatera Selatan, menanam sebanyak 80.000 bibit pohon dalam rangka menyemarakkan HUT Ke-78 RI.

Wakil Bupati OKU Selatan Sholehien Abuasir di Muaradua, Minggu, mengatakan gerakan menanam pohon ini juga dalam rangka memperingati Hari Konservasi Alam Nasional tahun 2023 sekaligus melepasliarkan 78 ekor burung penyebar biji.

"Dalam kegiatan ini kami bekerja sama dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) SM Gunung Raya dan BKSDA Sumsel," katanya.

Dia mengatakan, puluhan ribu bibit pohon tersebut ditanam di kawasan hutan di empat kecamatan meliputi Kecamatan Kisam Tinggi, Muaradua Kisam, Sindang Danau, dan Tiga Dihaji.

Baca juga: JBI OKU Sumsel tanam 200 ribu bibit pohon produktif

Adapun jenis bibit pohon yang ditanam di lahan kritis tersebut antara lain alpukat, nangka, gaharu, cempaka, sengon, pinang, durian, mahoni, pulai, salam, dan petai.

"Kegiatan ini merupakan tindakan preventif dalam menyikapi potensi bencana alam di Kabupaten OKU Selatan," katanya.

Pemerintah daerah pun ingin mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya fungsi hutan dan lingkungan sekaligus memperkokoh semangat kemerdekaan RI dengan menjaga segala sesuatu yang telah diperjuangkan oleh pendahulu, salah satunya sumber daya alam.

Baca juga: Jejak Bumi Indonesia OKU Sumsel tanam bibit pohon bambu di DAS Ogan

"Melalui kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga ekosistem agar tetap lestari," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BKSDA Sumsel Ujang Barata menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk menyadarkan masyarakat mengenai pentingnya edukasi terkait ekosistem alam serta memasyarakatkan konservasi alam sebagai sikap hidup dan budidaya bangsa.

Menurut dia, penanaman pohon ini merupakan ruang belajar bersama dalam menjaga ekosistem dan satwa liar yang ada di OKU Selatan agar tetap lestari.

Baca juga: Pemkab HST tanam pohon di tebing guna cegah bencana

"Kegiatan konservasi alam ini merupakan salah satu upaya menyelamatkan populasi satwa liar di habitatnya,” kata dia.

Pewarta: Edo Purmana
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023