Jakarta (ANTARA) - Kementerian Ketenagakerjaan terus memperkuat sejumlah program dan kebijakan bidang ketenagakerjaan dalam rangka mengimplementasikan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Indonesia.
"Pemerintah menargetkan pengentasan kemiskinan ekstrem akan selesai pada tahun 2024. Target ini hanya akan tercapai jika seluruh kementerian/lembaga dan pemerintah daerah merumuskan kebijakan dan melaksanakan berbagai program pengentasan kemiskinan secara efektif dan tepat sasaran," ujar Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Caswiyono Rusydie Cw dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Menaker terus berupaya turunkan kemiskinan ekstrem
Pada Focus Group Discussion (FGD) Percepatan Pengentasan Kemiskinan Ekstrem Sektor Ketenagakerjaan di Bogor, Caswiyono mengatakan sejumlah kebijakan dan program tersebut di antaranya perluasan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha dengan menciptakan lapangan kerja baru dan mengembangkan lapangan pekerjaan yang ada; pelatihan program vokasi untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem; dan perluasan cakupan kepesertaan program jaminan sosial ketenagakerjaan bagi masyarakat miskin ekstrem.
Menurut dia, instruksi tersebut telah dituangkan ke dalam rencana aksi dan stranas, serta diejawantahkan ke dalam berbagai tagging program lintas kementerian/lembaga (K/L).
"Harapannya, berbagai program lintas K/L ini dapat disinergikan untuk mendukung penurunan kemiskinan ekstrem secara lebih terpadu, terintegrasi, komprehensif, dan tepat sasaran," katanya.
Baca juga: Menaker minta optimalkan transformasi BLK untuk tekan angka kemiskinan
FGD yang digelar pada 9-11 Agustus 2023 itu dimaksudkan sebagai upaya untuk memahami secara mendalam peta dan akar-akar kemiskinan ekstrem, tata kelola data kemiskinan hingga berbagai pendekatan dan strategi pengentasan kemiskinan yang efektif. Hasil diskusi ini akan menjadi dasar perumusan kebijakan pengentasan kemiskinan ekstrem melalui sektor ketenagakerjaan.
"Hanya dengan basis riset yang kredibel dan pemahaman terhadap persoalan kemiskinan yang tepat, kebijakan pengentasan kemiskinan tidak lagi asal-asalan atau hanya menggugurkan program," kata kandidat doktor IPB University itu
Sementara itu, Kepala Biro Perencanaan dan Manajemen Kinerja Kemnaker Hery Budoyo mengatakan diskusi ini juga menjadi bagian tak terpisahkan dari persiapan penyusunan rancangan teknokratik Renstra Kemnaker periode berikutnya (2025-2029).
Baca juga: Langkah strategis Kemnaker tanggulangi kemiskinan ekstrim
"Ini menjadi momentum untuk mengevaluasi program-program Kemnaker yang mendukung penurunan kemiskinan ekstrem, yang kemudian dapat menjadi input bagi rancangan teknokratik renstra tersebut," katanya.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023