Jakarta (ANTARA) - Presiden Federation Internationale de Gymnastique (FIG) Morinari Watanabe mengatakan Indonesia mempunyai potensi menjadi yang terdepan untuk olahraga parkur di Asia Tenggara bahkan dunia.
Indonesia menjadi negara pertama atau pembuka rangkaian Brick Parkour Asian Tour 2023 yang rencananya digelar di lima negara. Setelah Indonesia, Parkour Asian Tour akan mengunjungi Malaysia, Thailand, Vietnam, dan Filipina
“Ekosistem parkur di masa depan bisa menjadi disiplin Olimpiade. Anda tahu sekarang mulai di tempat yang tepat (Indonesia). Tentang peluang untuk negara yang bakal menjadi terdepan di parkur, Indonesia memiliki peluang itu,” kata Morinari pada hari pertama Brick Parkour Asian Tour 2023, Sabtu (12/8).
Ungkapan sama juga dikatakan atlet parkur internasional Javier Rodriguez Alvarez dari Meksiko yang menjadi satu dari empat atlet internasional bersama Carly Cordt Moeller (Swiss), Audrey Johnson (Amerika Serikat), dan Stephanie (Australia) yang hadir pada Brick Parkour Asian Tour 2023 seri Indonesia.
Javier yang terjun langsung mengenalkan olahraga parkur kepada peserta pada sesi workshop di sela-sela kompetisi perlombaan nomor speed pada Sabtu (12/8) melihat langsung bahwa Indonesia mempunyai potensi di bidang olahraga yang berasal dari Prancis tersebut.
“Saya sangat setuju dengannya (Morinari Watanabe) karena Indonesia adalah negara besar. Di kota ini akan ada seorang pria yang memiliki potensi bagus untuk ditunjukkan kepada lebih banyak orang sehingga Anda dapat menjadi bagian dari ini. Jadi apa yang dikatakan Mister Watanabe 'ada potensi bagus' itu berarti ada potensi, hari ini kita melihatnya,” kata Javier.
Salah satu keuntungan yang dimiliki Indonesia untuk semakin mengembangkan parkur, kata Javier, adalah tidak ada kendala berarti tentang musim. Tidak seperti tempat tinggalnya saat ini di Spanyol yang memiliki empat musim yaitu musim semi, panas, gugur, dan dingin.
Indonesia yang merupakan negara tropis hanya memiliki dua musim yaitu musim hujan dan kemarau. Kondisi tersebut, menurut Javier sangat bagus karena memudahkan atlet dalam berlatih untuk terus menjadi lebih baik.
“Jadi saya melihat orang Indonesia tidak memiliki masalah besar dengan cuaca karena kadang-kadang misalnya di Eropa, di utara selalu hujan jadi orang-orang dari sini harus senang hanya panas dan tidak hujan, turun salju karena kadang-kadang sulit dan terlalu banyak latihan,” ucap Javier.
Javier pun mengaku cukup terkesan dengan penyelenggaraan Brick Parkour Asian Tour 2023 Indonesia pada hari pertama karena semua peserta bersenang-senang dan tidak terlalu mementingkan siapa yang menang dan siapa yang kalah.
Baca juga: Indonesia jadi negara pembuka Brick Parkour Asian Tour 2023
Namun, karena parkur di Tanah Air sedang memasuki babak baru, ia merasa tidak perlu terlalu mempermasalahkan hal tersebut dan justru menyatakan hal ini merupakan awal yang bagus untuk mengenalkan olahraga parkur sebagai olahraga yang menyenangkan.
“Saya melihat hari ini, saya pikir mereka (peserta) tidak peduli dengan persaingan karena saya melihat seperti jika mereka kalah mereka saling berpelukan. Pada saat ini adalah pertama kalinya dilakukan tahun ini, mereka masih belum menyadari bahwa ketika seseorang serius orang itu akan menang,” ucap pria yang tinggal di Spanyol tersebut.
“Sekarang baik-baik saja karena ini olahraga baru di Indonesia, maksud saya bukan olahraga baru tapi hal baru ini yang diperbaiki sekarang di sini,” tambahnya.
Terkait perkembangan olahraga parkur di Tanah Air, parkur merupakan olahraga yang sudah cukup berkembang dengan banyak komunitas di berbagai kota.
Namun, olahraga ini tidak mempunyai kompetisi resmi dan hanya berkutat pada jamming session, kompetisi internal, dan kompetisi antar komunitas.
Ajang Brick Parkour Asian Tour 2023 Indonesia merupakan kompetisi resmi pertama untuk parkur di Tanah Air dengan mempertandingkan tiga nomor yaitu skill, speed, dan freestyle.
Kompetisi ini digelar sebagai ajang untuk mengenalkan dunia parkur secara lebih luas di Indonesia yang bakal dipayungi oleh PB Persani.
“Indonesian parkour society itu sangat besar, banyak sekali di Indonesia dan sudah berkembang. Mereka tidak ada kompetisi tapi suka ada jamming session, berkumpul, dan melakukan eksibisi sendiri,” kata Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Ita Yuliati.
“Untuk mengadakan suatu kompetisi maka harus di bawah FIG dan Persani, sehingga kami membuat regulasi untuk diikuti agar semua lebih aman. Kita hanya mengakomodasi atlet-atlet yang ingin terus berprestasi nantinya,” tambahnya.
Baca juga: Menpora Dito buka Brick Asian Tour 2023 seri Indonesia
Baca juga: Daftar pemenang nomor speed Brick Parkour Asian Tour 2023 Indonesia
Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023