Usai melakukan peninjauan, Bahlil menyempatkan berdialog dengan masyarakat setempat, membahas rencana pengembangan pulau tersebut yang akan dijadikan kawasan eco-city.
"Saya mengerti apa yang menjadi aspirasi masyarakat. Tapi, saya mohon, masyarakat juga mengerti apa yang menjadi tujuan negara," ujar Bahlil dalam keterangannya yang diterima ANTARA di Batam, Kepulauan Riau, Minggu.
Dia menyebutkan pihaknya bersama Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam Muhammad Rudi telah berkomitmen untuk mencari solusi terbaik untuk masyarakat dalam pengembangan Pulau Rempang ke depannya.
Rencana strategis Rempang Eco-City itu juga merupakan salah satu fokus pemerintah pusat. Apalagi, setelah Presiden Joko Widodo melakukan kunjungan ke China pada akhir Juli lalu, pengembangan Pulau Rempang sebagai kawasan ekonomi baru atau The New Engine of Indonesian’s Economic Growth dengan konsep “Green and Sustainable City” semakin menjadi prioritas.
Hal tersebut juga karena adanya komitmen investasi dari salah satu perusahaan asal China, Xinyi Internasional Investment Limited untuk berinvestasi di Indonesia.
Hal tersebut juga karena adanya komitmen investasi dari salah satu perusahaan asal China, Xinyi Internasional Investment Limited untuk berinvestasi di Indonesia.
"Insya Allah, kita cari solusi terbaik," ucapnya.
Baca juga: Pengembangan kawasan Rempang Batam jadi mesin ekonomi baru Indonesia
Baca juga: Menko Airlangga harap investasi di kawasan Rempang capai Rp381 triliun
Baca juga: Pabrik kaca terbesar di Asia bakal dibangun di pulau penyangga Batam
Baca juga: Pengembangan kawasan Rempang Batam jadi mesin ekonomi baru Indonesia
Baca juga: Menko Airlangga harap investasi di kawasan Rempang capai Rp381 triliun
Baca juga: Pabrik kaca terbesar di Asia bakal dibangun di pulau penyangga Batam
Pewarta: Ilham Yude Pratama
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023