PBB, New York (ANTARA News) - Utusan Khusus Sekretaris Jendral PBB untuk Sudan Selatan, Hilde Johnson mengatakan ketegangan antara Sudan dan Sudan Selatan "tampak mulai reda", sementara kerusuhan di wilayah Jonglei, Sudan Selatan, mulai meningkat.
"Utusan Khusus Sekretaris Jenderal untuk Sudan Selatan mengatakan hari ini ketegangan antara Sudan dan Sudan Selatan tampaknya mulai reda," kata Wakil Juru Bicara PBB Eduardo del Buey dalam satu taklimat di Markas PBB, New York, Senin.
Masih di dalam pernyataannya Hilde Johnson "mengucapkan selamat kepada kedua negara karena kesepakatan mereka mengenai pembukaan pos penyeberangan perbatasan yang direncanakan dilakukan akhir pekan ini untuk pengiriman minyak", demikian laporan Xinhua.
Johnson juga "menyampaikan harapan bahwa ini akan membuka babak baru bagi kedua negara", tambah del Buey.
Ketegangan kedua negara dimulai pada Januari 2012, ketika Sudan Selatan memutuskan untuk menghentikan pemompaan minyak dan ekspornya melalui pipa saluran Sudan. Hal tersebut merupakan reaksi setelah Khartoum dilaporkan mengurangi sebagian minyak mentah untuk apa yang dikatakannya sebagai masalah pembayaran.
Kemudian pada 8 Maret, Sudan dan Sudan Selatan melakukan kesepakatan di Addis Ababa, Ethiopia, untuk melaksanakan kerja sama dan pengaturan keamanan yang dicapai pada September lalu. Kerja sama itu meliputi dilanjutkannya ekspor minyak Sudan Selatan melalui pipa saluran Sudan dalam waktu dua pekan.
Sementara itu Negara Bagian Jonglei--Negara Bagian terbesar di Sudan yang berbatasan dengan Ethiopia di sebelah timur-- menghadapi "dua ancaman terbesar bagi kestabilan dan keamanan masyarakat sipil", yaitu kerusuhan antar masyarakat dan pemberontakan oleh kelompok bersenjata, jelas del Buey.
Berikutnya, utusan PBB itu "menyerukan penahanan diri dan mengatakan penting bahwa semua jajaran pemerintah melakukan tindakan guna menghentikan serangan yang terus berlangsung", katanya.
(C003)
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013