Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Universitas Katolik Indonesia (Unika) Atma Jaya, Prof. Dwinita Laksmidewi mengajak konsumen untuk mempunyai perilaku berkelanjutan demi menjaga kelestarian lingkungan di tengah kondisi iklim dunia saat ini.
"Perilaku konsumen yang berkelanjutan adalah tindakan konsumen yang berdampak pada pelestarian lingkungan. Artinya, konsumen yang secara sukarela memilih produk-produk yang ramah lingkungan," ujar Dwinita dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Unika Atma Jaya masuk QS World University Rangkings 2024
Pernyataan Dwinita tersebut disampaikan saat orasi ilmiah pengukuhannya sebagai guru besar bidang Ekonomi Pembangunan pada tahun 2023. Prosesi pengukuhan Prof. Dwinita dibuka oleh Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko dan dipimpin oleh Ketua Dewan Guru Besar Unika Atma Jaya, Prof. Aloisius Agus Nugroho.
Dalam pidato ilmiahnya, Dwinita menyoroti kesenjangan yang terjadi antara sikap dan perilaku konsumen terhadap kondisi berkelanjutan atau sustainable. Ia menggolongkan tiga kelompok konsumen, yaitu Fresh Green Young Consumer, Light Green Young Consumer, dan Dark Green Young Consumer.
Menurutnya, ketiga kelompok konsumen tersebut memosisikan bahwa lingkungan penting bagi mereka, tetapi keputusan dan perilaku pembelian dapat berbeda tergantung pada pemahaman pentingnya untuk berkelanjutan.
"Dari kelompok konsumen yang ada, kelompok konsumen muda light green menjadi responden terbanyak, dimana mereka mempertimbangkan dampak lingkungan dalam pengambilan keputusan, tetapi tidak selalu tercermin dalam keputusan pembelian. Inilah yang disebut oleh banyak peneliti sebagai kesenjangan sikap dan perilaku," kata Guru Besar bidang Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unika Atma Jaya tersebut.
Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap lingkungan hidup, Dwinita mengajak pelaku industri untuk mengantropomorfiskan alam.
Menurutnya, sifat antropomorfis memengaruhi perilaku berkelanjutan. Apabila konsumen beranggapan bahwa alam mempunyai kesamaan dengan manusia, akan semakin tinggi keinginan untuk berperilaku berkelanjutan.
"Maka, pesan pemasaran yang meminjam karakter dan emosi manusia, seperti gunung yang 'marah', ikan-ikan di laut yang 'menderita', hutan yang 'meminta tolong' akan mendorong perilaku konsumen untuk melindungi alam," kata dia.
Baca juga: Unika Atma Jaya komitmen kembangkan kolaborasi internasional
Baca juga: Unika Atma Jaya galang beasiswa bagi mahasiswa dengan lomba lari
Sementara itu, Rektor Unika Atma Jaya, Dr. Agustinus Prasetyantoko mengatakan pengukuhan Dwinita itu menambah jumlah anggota Dewan Guru Besar menjadi 27 guru besar tetap.
Ia berharap dapat menjadi penyemangat dosen-dosen tetap lain di Unika Atma Jaya untuk bisa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi dan berjuang untuk menjadi guru besar.
"Jumlah profesor yang mengajar di Unika Atma Jaya cukup banyak, karena memang sudah menjadi profesor saat masuk ke Unika Atma Jaya. Produktivitas Unika Atma Jaya dalam beberapa tahun ke belakang untuk mencetak guru besar dapat menjawab kekhawatiran terhadap jumlah guru besar tetap yang dimiliki," kata dia.
Pewarta: Asep Firmansyah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023