Langkah ini kami lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi penghuni rumah tersebut memang merasa khawatir
Sumenep (ANTARA) - Polres Sumenep, Jawa Timur mengungsikan sebanyak lima kepala keluarga (KK) di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, menyusul adanya suara dentuman dari dalam tanah yang ditempati kelima kepala keluarga tersebut dalam beberapa hari terakhir ini.
"Langkah ini kami lakukan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi penghuni rumah tersebut memang merasa khawatir," kata Kasi Humas Polres Sumenep AKP Widiarti dalam keterangan pers yang disampaikan kepada media di Sumenep, Jawa Timur, Sabtu.
Sebelumnya pada Sabtu pagi sekitar pukul 09.30 WIB lima kepala keluarga (KK), yakni Jakfar, Jazuli, Badrun, Ramli, dan Naim warga Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng, Sumenep, Jawa Timur melaporkan terdengar suara dentuman dari dalam bumi yang ditempati rumah mereka.
Baca juga: BRIN: Modifikasi cuaca jadi solusi permanen atasi karhutla
Suara yang menggetarkan itu terdengar selama sekitar 45 menit. Terkadang seperti suara orang yang sedang menggali sumur dan memecah batu. Padahal tidak ada kegiatan penambangan di sekitar lokasi kejadian.
"Polsek Lenteng sudah melakukan pemeriksaan di sekitar lokasi tersebut, dan tidak ada kegiatan penambahan, sehingga kami meminta agar penghuni rumah tersebut sebaiknya mengungsi ke tempat yang lebih aman," kata Widiarti.
Baca juga: Pemda Puncak perpanjang penanganan bencana di Agandugume dan Lambewi
Pihak berwenang dari instansi terkait di lingkungan Pemkab Sumenep juga telah datang ke lokasi dan mulai melakukan penyelidikan terkait suara dentuman dari dalam tanah kelima kepala keluarga di Desa Moncek Tengah, Kecamatan Lenteng itu.
"BPBD Pemkab Sumenep tadi juga sudah ke lokasi dan masih melakukan penyelidikan apa yang menjadi penyebab suara dentuman dari dalam tanah yang ditempati kelima KK itu. Tugas kami adalah mengantisipasi dengan meminta penghuni kelima rumah untuk sementara mengungsi ke tempat yang lebih aman," katanya.
Sebagian warga di desa ini menuturkan, suara dentuman dari dalam tanah sebelumnya juga pernah terjadi, akan tetapi waktunya sangat singkat.
"Yang lama baru kali ini. Kalau sebelumnya hanya antara satu hingga dua menit saja, setelah itu berhenti," kata warga setempat Qudsiyanto.
Baca juga: FPRB Aceh usulkan mitigasi bencana masuk kurikulum sekolah
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023