Faktor dinamika kekuasaan internal memiliki dampak terhadap proses negosiasi, mungkin akan lebih mudah ketika kita telah mengetahui siapa yang akan menjadi kandidat presiden."
Brussels (ANTARA News) - Masih ada ruang dialog dengan Teheran terkait sengketa program nuklir mereka tetapi pemilihan presiden Iran pada Juni mendatang bisa membuat situasi lebih rumit lagi, kata seorang diplomat Barat pada Senin.
"Masih ada substansi yang cukup untuk melanjutkan negosiasi," kata diplomat itu setelah seri terakhir perundingan antara negara kuat dunia dan Iran gagal mencapai sebuah kesepakatan meskipun sebelumnya diharapkan perundingan itu membuahkan hasil, lapor AFP.
"Saya tidak berharap perundingannya gagal," kata diplomat itu.
Titik terpenting dari pembicaraan yang berlangsung di Almaty, ibu kota Kazakhstan itu meminta agar Teheran menghentikan kegiatan pengayaan uranium mereka dengan ganjaran agar Barat mengurangi sanksinya.
Iran gagal memberikan jawaban konkrit dan menyeluruh atas tawaran di meja perundingan itu meskipun sebelumnya telah menyatakan sejumlah niat untuk berkompromi, kata seorang pejabat setelah pembicaraan selesai pada Sabtu.
Para diplomat Barat mengatakan dialog itu tampaknya tidak menghasilkan apa-apa, meskipun pernyataan bernada positif Iran sebelum pertemuan Almaty digelar.
"Faktor dinamika kekuasaan internal memiliki dampak terhadap proses negosiasi, mungkin akan lebih mudah ketika kita telah mengetahui siapa yang akan menjadi kandidat presiden," kata diplomat yang tidak mau disebutkan namanya itu.
"Masalahnya selalu soal kepercayaan satu sama lain," katanya.
Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Rusia dan China -- lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan Jerman yang dikenal sebagai negara P5+1 -- mencurigai Iran tengah berupaya untuk membuat bom atom dibalik program energi nuklir mereka.
Pandangan tersebut dilandasi oleh penolakan Iran untuk bekerja sama secara penuh dengan inspektur nuklir PBB dan temuan atas sebuah bunker di pegunungan yang mampu mengayak uranium berkualitas tinggi hingga mencapai spesifikasi yang mirip untuk bahan senjata nuklir.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Catherine Ashton, yang mengetuai pembicaraan P5+1 dengan Iran pada Sabtu mengatakan dirinya akan menghubungi Iran daam beberapa hari ke depan guna mencari cara untuk menggelar pertemuan selanjutnya pasca Almaty. (P012/KWR)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013