Jumlah pengungsi masih akan terus bertambah..."
Bojonegoro (ANTARA News) - Sedikitnya 1.730 warga di sejumlah desa di Kecamatan Kota dan Trucuk, di Bojonegoro, Jatim, Senin, mulai mengungsi akibat pemukimannya terendam banjir air luapan Bengawan Solo yang terjadi sejak sehari lalu.
"Jumlah pengungsi masih akan terus bertambah sebab posko bencana kecamatan yang wilayahnya juga dilanda banjir Bengawan Solo masih belum melapor," kata Kabag Humas dan Prokol Pemkab Bojonegoro Machmuddin, Senin.
Ia menyebutkan sedikitnya 78 desa di 16 kecamatan saat ini terendam air luapan Bengawan, di antaranya, di Kecamatan Kota, Trucuk, Dander, Kalitidu, Malo, Margomulyo, Ngraho, Kapas dan Kanor.
Laporan sementara, lanjut dia, genangan luapan sungai terpanjang di Jawa itu merendam sebanyak 4.677 rumah, di antaranya sebanyak 1.430 warga di sejumlah desa di Kecamatan Kota dan sebanyak 300 warga di Kecamatan Trucuk, mulai mengungsi.
"Warga Desa Ledokwetan, Ledokkulon, juga yang lainnya di Kecamatan Kota sebagian mengungsi di Gedung Serbaguna milik pemkab, lainnya di sepanjang tanggul Bengawan Solo," jelas Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro MZ. Mulyono.
Baik Mulyono juga Machmudin memperkirakan warga lainnya di sejumlah kecamatan yang wilayahnya terendam air banjir, diperkirakan juga sudah mulai mengungsi.
Data di UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo, ketinggian air Bengawan Solo di Bojonegoro mencapai 15, 41 meter, Senin pukul 21.00 WIB.
"Banjir masih akan naik sebab Bengawan Solo di Ndungus, Ngawi masih banjir dengan siaga III," jelas petugas posko UPT Pengelolaan Sumber daya Air Bengawan Solo di Bojonegoro Totok.
Sementara ini, menurut Machmuddin, kerugian akibat banjir luapan Bengawan Solo di wilayahnya mencapai Rp4,3 miliar dengan kerugian terbesar akibat rusaknya tanaman padi seluas 1.348 hektare yang terendam air banjir.
"Kerugian banjir luapan Bengawan Solo yang saat ini masih terjadi kemungkinan masih berkembangsebab belum semua posko bencana kecamatan melaporkan kondisi wilayahnya," katanya.
Selain merendam areal tanaman padi, tambahnya, banjir luapan sungai terpanjang di Jawa di wilayahnya itu juga merendam tanaman palawija seluas 222 hektare.
"Kami minta warga di sepanjang Bengawan Solo meningkatkan kewaspadaan sebab ketinggian air banjir masih akan terus naik," jelas Machmuddin. (*)
Pewarta: Slamet Agus Sudarmojo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013