Los Angeles (ANTARA) - Petugas pemadam kebakaran (damkar) pada Jumat (11/8) masih terus melanjutkan kerja keras mereka untuk menjinakkan kebakaran hutan dahsyat yang telah menewaskan sedikitnya 55 orang di Pulau Maui, Hawaii.
Dalam sebuah rilis pers, otoritas Maui County mengatakan tim pemadam kebakaran terus berupaya memadamkan dan meredam penyebaran api di Lahaina, Pulehu/Kihei, serta Upcountry Maui di pulau tersebut.
Tambahan dua warga yang tewas dikonfirmasi pada Kamis (10/8) malam waktu setempat di tengah kebakaran yang berkobar di Lahaina, mengimbuh total korban tewas menjadi 55 orang. Para pejabat memperingatkan bahwa angka tersebut kemungkinan masih akan bertambah.
Upaya pemadaman api didukung oleh 21 petugas damkar dari Dinas Pemadam Kebakaran Honolulu, tujuh personel pengawas, dan empat kendaraan, ungkap otoritas Maui County, seraya menambahkan bahwa sembilan anggota tim SAR juga telah tiba di pulau itu.
Sebanyak 25 bus layanan antarjemput pada Kamis mengangkut lebih dari 1.200 pengunjung ke Bandar Udara Kahului, bandara utama di Maui. Total 14.900 pengunjung bertolak dari Maui menggunakan pesawat pada Kamis tersebut, menurut otoritas wilayah itu.
Pejabat setempat mengatakan bahwa enam tempat penampungan darurat telah dibuka di pulau itu. Makanan, air, persediaan, serta pakaian akan didistribusikan kepada penduduk pada Jumat di Ritz-Carlton, Kapalua, dan persediaan produk bayi yang terbatas juga akan dibagikan.
Gubernur Hawaii Josh Green mengatakan peristiwa ini "kemungkinan merupakan bencana alam terbesar dalam sejarah Negara Bagian Hawaii" dan akan dibutuhkan waktu yang panjang untuk pulih dari bencana tersebut.
Kebakaran hutan mematikan hampir sepenuhnya menghancurkan kota bersejarah Lahaina, destinasi wisata populer yang pernah menjadi ibu kota Kerajaan Hawaii.
Dalam pidato video yang dirilis pada Kamis di lokasi kejadian di Lahaina, Green mengatakan bahwa "lebih dari seribu bangunan" kemungkinan telah hancur.
Pada hari yang sama, Presiden AS Joe Biden menyetujui deklarasi bencana besar untuk Hawaii.
Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2023