The Blue Dream Star berlayar sehari setelah China membuka diri untuk lebih banyak perjalanan internasional oleh warga negaranya, serta mencabut larangan pandemi untuk tur berkelompok bagi banyak negara, termasuk sejumlah pasar utama seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan.
Kapal tersebut, yang dioperasikan oleh Shanghai Blue Dream International Cruise Line dan membawa lebih dari 1.000 penumpang, akan berlayar ke Fukuoka, Kumamoto, Kagoshima, dan Nagasaki di Jepang.
Kebijakan kementerian budaya dan pariwisata yang mencabut lebih banyak larangan wisata pada Kamis (10/8) dinilai sebagai sebuah keuntungan potensial bagi industri perjalanan internasional.
Sebelum pandemi, wisatawan China daratan mengeluarkan uang lebih banyak dari wisatawan negara lainnya ketika berada di luar negeri, dengan menghasilkan total 255 miliar dolar AS (sekitar Rp3,9 kuadriliun) pada 2019 - dengan tur berkelompok diperkirakan mencapai sekitar 60 persen dari jumlah tersebut.
Dengan menurunnya jumlah wisatawan China sejak pandemi menimbulkan permasalahan finansial bagi banyak bisnis yang tergantung kepada pariwisata di berbagai penjuru dunia.
Seberapa besar dampak dari wisatawan China untuk kembali keluar negeri ke sejumlah negara masih perlu diperhatikan. Harapan bahwa permintaan akan melesat kembali setelah perbatasan China dibuka kembali hingga kini masih belum sepenuhnya terpenuhi.
Hingga Juli, jumlah penerbangan internasional dari dan ke China telah pulih tetapi hanya sebesar 53 persen dari tingkat pada 2019.
Sumber: Reuters
Baca juga: Kapal pesiar pertama buatan China mulai uji coba pelayaran
Baca juga: Tianjin China sambut kapal pesiar internasional pertama dalam 3 tahun
Baca juga: Kapal pesiar pertama buatan China rampungkan "undocking" di Shanghai
Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023