Kudus (ANTARA News) - Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berstatus siaga tiga menghadapi kemungkinan banjir menyusul naiknya debit air di pintu Wilalung atau dikenal sebagai Bangunan Pengendali Banjir Wilalung Lama (BPBWL).

Salah seorang penjaga BPBWL di perbatasan Kudus - Demak, Noor Cholis, di Kudus Senin mengungkapkan, berdasarkan hasil pantauan sejak beberapa hari terakhir, debit pintu air mulai menunjukkan peningkatan.

Sedangkan debit air kiriman dari Bendung Klambu yang melalui pintu wilalung yang ada di Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, mencapai 940 meter kubik per detik.

Hal itu, kata dia, berdasarkan hasil pantauan hari ini (8/4) sekitar pukul 13.00 WIB dan masih tetap stabil hingga pukul 17.00 WIB.

Sedangkan debit air pada pukul 07.00 WIB, katanya, hanya 866 meter kubik per detik.

Pada Jumat (5/4) sekitar pukul 13.00 WIB, katanya, debit air yang melintasi pintu Wilalung menuju ke Sungai Wulan sekitar 790 meter kubik per detik.

Berdasarkan ketentuan, katanya, kiriman air yang melebihi batas 550 meter kubik per detik merupakan kategori status siaga tiga terhadap bahaya banjir.

Sedangkan debit air antara 500-550 meter kubik per detik berstatus siaga II sedangkan antara 400-500 meter kubik per detik berstatus siaga I.

"Kondisi ini patut diwaspadai sejumlah pihak untuk tetap memantau debit air dan kondisi tanggul yang ada, sehingga ketika ada tanggul yang rawan tentu bisa ditangani segera," ujarnya.

Ia memperkirakan, debit air tersebut berangsur-angsur turun, mengingat wilayah selatan cuacanya cerah dan belum ada tanda-tanda mau turun hujan.

Meski demikian, kata dia, pantauan debit air sungai tetap dilakukan selama 24 jam, karena setiap jam harus dipantau kondisi debit airnya.

Arus air yang mengalir melalui pintu wilalung, katanya, cukup lancar, karena adanya pemotongan pintu yang mengarah ke Sungai Wulan, sehingga ketika debit air meningkat tidak terganggu.

"Tumpukan sampah yang biasanya terlihat cukup banyak, juga tidak terjadi, sehingga arus air tidak terhambat," ujarnya.

Meskipun debit air meningkat, katanya, airnya tidak sampai limpas ke Sungai Juwana.

Sementara Kepala Dinas Bina Marga Pengairan Energi dan Sumber Daya Mineral Kudus Sam`ani Intakoris mengungkapkan, debit air sungai yang melintasi pintu Wilalung yang mencapai 940 meter kubik per detik, sudah masuk kategori waspada.

"Kami juga sudah melakukan antisipasi dengan menyusuri tanggul Sungai Wulan, guna mengecek kemungkinan adanya tanggul yang rawan," ujarnya.

Hasilnya, kata dia, terdapat beberapa titik tanggul yang ambles serta sliding (bergeser) di Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus.

Atas temuan tersebut, katanya, sudah ditangani dengan memperkuat tanggul dengan karung plastik yang diberi tanah uruk.

"Kami juga sudah berkoordinasi dengan camat muapun polsek serta instansi terkait lainnya," ujarnya.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013