“Pertolongan pertamanya hentikan semua produk (perawatan kulit) yang sedang digunakan,” kata ahli kesehatan kulit dari MS GLOW Aesthetic Clinic dr. Elang Muhammad Firdaus saat ditemui di Jakarta, Jumat.
Skin barrier berfungsi penting dalam menjaga kesehatan kulit, yakni melindungi kulit dari kerusakan akibat polusi, sinar UV, zat kimia, kuman dan bakteri, serta menjaga kelembapan kulit. Jika skin barrier terganggu dan rusak, kulit dapat mengalami masalah kesehatan.
Masalah kesehatan yang sering dialami saat skin barrier rusak adalah kulit kering, iritasi, dan mudah terserang infeksi kulit. Tidak hanya itu, kulit juga dapat mengalami kondisi lain, seperti dermatitis, psoriasis, eksim, jerawat, rosacea serta risiko penuaan dini (keriput, garis halus, berkurangnya elastisitas kulit).
Jika kulit sedang bermasalah, hindari produk perawatan kulit yang mengandung zat aktif, seperti retinol, vitamin C, dan lainnya. Elang juga menyarankan untuk menggunakan pelembap agar kulit tetap terhidrasi.
“Kedua, gunakan sabun pencuci muka yang gentle (lembut), jangan gunakan yang terlalu keras,” kata Elang.
Sabun pencuci wajah yang terlalu keras atau mengandung bahan yang sulit dibilas dapat membuat kulit wajah semakin kering. Wajah pun akan terasa kaku dan kering setelah menggunakannya.
Selain itu, gunakan sunscreen atau tabir surya pada wajah. Meskipun sunscreen saat ini menjadi barang wajib untuk digunakan kapan pun dan di mana pun, bagi penderita kulit yang bermasalah, penggunaan sunscreen merupakan hal terpenting.
“Kalau ada kondisi-kondisi yang mengkhawatirkan, timbul infeksi, aku sarankan untuk konsultasi ke dokter,” kata dr. Elang.
Ada beberapa tanda saat kulit yang rusak harus segera dirujuk ke dokter. Jika kulit sudah mengalami infeksi dengan timbulnya jerawat lebih banyak, penyakit kulit lain, atau benjolan berisi nanah (bisul), kondisi kulit tersebut harus segera dikonsultasikan ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Pewarta: Vinny Shoffa Salma
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023