akan terjadi rata-rata pertumbuhan sekitar 28 persen...

Jakarta (ANTARA News) - Permintaan panel surya atau solar photovoltaic (SPV) di kawasan Asia Tengah dan Asia Pasifik diprediksi akan "booming", diperkirakan akan mencapai lebih dari 3 gigawatt (GW) pada 2017.

Berdasarkan proyeksi tersebut, berarti akan terjadi rata-rata pertumbuhan sekitar 28 persen apabila dikomparasikan dengan permintaan tahun 2012 yang mencapai 72 megawatt (MW). Demikian hasil temuan dari NPD Solarbuzz Emerging PV Markets untuk Asia Tengah dan Asia Pasifik seperti dikutip laman elp (Electric Light&Power), Senin.

Permintaan panel surya di Asia yang menggairahkan ditandai karena beragam kebijakan politik yang memacu sektor hilir, juga secara konsisten mengadopsi industri SPV di pasar negara berkembang lainnya.

Namun, panel surya dipahami dengan baik oleh para pembuat kebijakan di Asia. Hal itu terbukti dimana kawasan Asia Tenggara lebih dikenal sebagai pusat terkemuka di sisi sektor hulu.

Permintaan SPV di seluruh wilayah bakal didominasi dari negara Indonesia, Thailand, Malaysia, Filiphina dan Taiwan. Sejak 2013 hingga 2017, permintaan SPV dari lima negara ini akan mencapai 50 persen dari total permintaan di wilayah EAPCA.

Di Indonesia, pemerintah telah menyiapkan rencana jangka panjang untuk penyediaan tenaga surya 0,3 persen dari bauran energi nasional pada 2025. Angka ini setara dengan permintaan solar atau tenaga surya baru sekitar 1 GW.

Indonesia diproyeksikan menjadi yang terbesar kedua di kawasan Asia Tenggara dalam pasar SPV di 2017 karena didukung oleh penerapan kebijakan insentif tarif.

Penerjemah: Azis Kurmala
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013