Sebelumnya SWRO sudah tersambung di 100 rumah warga Pulau Penyengat, sekarang tambah lagi 331 rumah, sehingga totalnya jadi 431 rumah yang tersambung
Tanjungpinang (ANTARA) - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Satker Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kepulauan Riau (Kepri) menyampaikan sebanyak 431 rumah warga Pulau Penyangat, Kota Tanjungpinang, kini sudah menikmati sambungan Sea Water Reverse Osmosis (SWRO).
Kepala Satker BPPW Kepri Rudi mengatakan SWRO adalah unit sistem desalinasi untuk merubah air laut menjadi air tawar.
"Sebelumnya SWRO sudah tersambung di 100 rumah warga Pulau Penyengat, sekarang tambah lagi 331 rumah, sehingga totalnya jadi 431 rumah yang tersambung," kata Rudi di Tanjungpinang, Jumat.
Pada tahun 2022 kapasitas SWRO di Pulau Penyengat, kata dia, masih satu liter per detik, namun sekarang meningkat jadi 2,5 liter per detik dan terus mengalir selama 24 jam.
Baca juga: Pemkot Batam siapkan SWRO antisipasi El Nino di pulau perbatasan
Pihaknya juga telah melakukan serah terima peningkatan SWRO tersebut kepada Pemkot Tanjungpinang, sehingga pemkot bisa memungut retribusi sebesar Rp15.000 per kubik dari setiap rumah yang tersambung SWRO.
Berdasarkan hasil uji laboratorium, katanya, air laut yang disuling menjadi air tawar itu bisa diminum langsung oleh masyarakat. "Tapi kami anjurkan minumnya di wilayah mesin SWRO, bukan yang sudah mengalir melalui pipa," ujarnya.
Sementara Wali Kota Tanjungpinang Rahma mengapresiasi peningkatan SWRO yang dilakukan Satker BPPW Kepri di Pulau Penyengat. "Dengan hadirnya SWRO ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan air untuk masyarakat Penyengat," ucapnya.
Menurutnya, selama ini masyarakat Pulau Penyegat susah mendapatkan air, bahkan harus mengantre untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari.
Baca juga: Teknologi pemurnian air laut digunakan Pemkab Klungkung di Nusa Penida
Baca juga: Jakarta anggarkan Rp305 miliar untuk bangun sembilan SWRO
Pewarta: Ogen
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023