Beijing (ANTARA News) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Pangestu, menyatakan Indonesia dapat menjadi sumber utama pertumbuhan ekonomi yang positif bagi Asia, baik pada saat krisis maupun saat perekonomian global melambat.
"Indonesia relatif lebih tahan terhadap krisis dengan pertumbuhan rata-rata sekitar enam persen, Indonesia dapat menjadi salah satu sumber pertumbuhan di Asia," katanya dalam Boao Forum for Asia, di Boao, Hainan, China.
Kepada ANTARA di Beijing, Sabtu malam, Mari mengatakan Asia menyumbang pertumbuhan ekonomi dunia sekitar 50 persen di mana Indonesia menjadi salah satu sumber pertumbuhan yang penting di Asia.
"Masalahnya sekarang adalah bagaimana Indonesia dapat mempertahankan pertumbuhan yang positif di tengah perekonomian global yang sedang melemah dan cenderung berada dalam kondisi yang tidak pasti," ujarnya.
Mari mengatakan Indonesia harus memfokuskan investasi dalam pendidikan dan kesehatan karena ini penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
"Bagaimana pun Indonesia harus memiliki sumber daya yang kreatif, inovatif, untuk dapat mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang positif bak di dalam negeri, maupun untuk menjadikan Indonesia menjadi sumber utama pertumbuhan di kawasan," katanya.
Selain itu, tambah dia, penguasaan tekonologi dan pembangunan infrastruktur memadai menjadi salah satu faktor lain yang membuat Indonesia mempertahankan pertumbuhan ekonomi positif dan menjadi sumber utama pertumbuhan Asia.
Laju ekonomi Asia pada 2012 tercatat berada pada kisaran 5,8 hingga enam persen atau tidak jauh berbeda dengan laju ekonomi pada 2011 pada kisaran 5,9 persen.
Pertumbuhan ekonomi Asia ditunjang laju ekonomi Asia Timur, Pasifik dan ASEAN termasuk Indonesia.
Boao Forum for Asia yang digagas mantan Presiden Filipina Fidel V Ramos dan mantan Perdana Menteri Australia Bob Hawke pada 1998 adalah forum bertemunya pemimpin Asia, mantan pemimpin negara, organisasi non pemerintah, lembaga nirlaba internasional, akademisi, dan pebisnis.
Pewarta: Rini Utami
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013