Jakarta (ANTARA) - Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Djan Faridz mendorong ketersediaan rumah layak untuk masyarakat di Indonesia.

"Ketersediaan hunian layak bagi masyarakat, khususnya yang berpenghasilan rendah menjadi salah satu fokus utama penanganan 'backlog' hunian," katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikan Djan Faridz saat mengunjungi Samesta Mahata Serpong, Tangerang. Hunian dengan konsep "Transit Oriented Development" (TOD) itu dibangun PT Pembangunan Perumahan Nasional (Perumnas).

"Hadirnya hunian berkonsep TOD seperti di Samesta Mahata Serpong ini harus dapat memberikan dampak positif, tidak hanya bagi penghuninya, namun masyarakat sekitar melalui ketersediaan unit komersial/UMKM, serta menjadi simpul perekonomian baru," jelas Faridz.

"Backlog" hunian merupakan kondisi kesenjangan antara jumlah rumah terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan rakyat.

Baca juga: Perumnas gunakan PMN untuk pembangunan 13.545 unit rumah
Baca juga: DPR: Subsidi sektor perumahan perlu tepat sasaran guna atasi "backlog"

Data Survei Sosio Ekonomi Nasional (Susenas) menunjukkan bahwa backlog hunian mencapai 12,71 juta dimana 2,9 juta di antaranya tersebar di wilayah Jabodetabek. Bahkan dari masyarakat yang memiliki hunian di Jakarta, 63 persen di antaranya belum memiliki hunian layak.

Dia mengatakan angka "backlog" hunian di Indonesia yang dapat dikategorikan tinggi menjadi perhatian khusus bagi pemerintah maupun para "stakeholder" pengembang hunian rakyat.

“Perumnas tidak tinggal diam terhadap permasalahan 'backlog' hunian ini, kami akan selalu bertekad membangun hunian yang layak dan terjangkau bagi masyarakat,” kata Direktur Utama Perumnas Budi Saddewa Soediro.

Dia menegaskan Perumnas sebagai BUMN berkomitmen pada tugasnya yang sejalan dengan program pemerintah dan PP 83 Tahun 2015, khususnya program pengembangan kawasan TOD dan peningkatan kualitas perumahan, permukiman, dan rumah susun.

"Perumnas telah menginisiasi berbagai program guna peningkatan kualitas hunian layak melalui revitalisasi. Pelaksanaan revitaliasi hunian terfokus pada peningkatan fasilitas umum guna menciptakan interaksi sosial yang positif bagi
penghuni dan masyarakat di sekitarnya," jelasnya.

Dia menjelaskan revitalisasi kawasan hunian dilakukan untuk meningkatkan kualitas bangunan dengan memberikan fasilitas untuk menunjang kehidupan sosial masyarakat melalui hunian berkualitas.

"Perumnas turut menghadirkan hunian subsidi berkualitas untuk menjangkau masyarakat berpenghasilan rendah. Pada setiap kawasan hunian yang dibangun, Perumnas berkomitmen untuk mengalokasikan setidaknya 20 persen unit tersedia sebagai hunian subsidi," katanya.

Samesta Mahata Serpong yang mulai dibangun pada tahun 2018 akan menyediakan hunian sebanyak 1.816 unit yang dibagi menjadi tiga "tower" dan ditargetkan serah terima unit awal secara bertahap di tahun 2023. Selain terintegrasi langsung dengan stasiun Rawa Buntu, apartemen itu akan memiliki berbagai fasilitas yang dapat meningkatkan kualitas penghuninya.

Pewarta: Fauzi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2023