Maputo (ANTARA News) - Beberapa pria bersenjata menyerang satu bus dan satu truk di bagian tengah Mozambik pada Sabtu (6/4) di dekat kubu oposisi, Muxungue, dan menewaskan tiga orang serta menimbulkan kekhawatiran mengenai kerusuhan politik sebelum pemilihan umum tahun depan, kata media setempat.

Bus itu sedang dalam perjalanan dari Ibu Kota Mozambik, Maputo, ke kota besar kedua, Beira, ketika disergap dari depan dan samping, serangan pertama terhadap kendaraan sipil di negara yang dilanda pertempuran di Afrika Selatan tersebut dalam satu dasawarsa, kata harian O Pais.

Serangan itu dilakukan dua hari setelah anggota milisi yang setia kepada partai oposisi Renamo menyerang kantor polisi di Muxungue, dan menewaskan empat polisi dalam upaya membebaskan lebih dari selusin teman mereka yang ditangkap sehari sebelumnya dalam penyerbuan polisi terhadap markas partai mereka.

Kepala keamanan Renamo Osufo Madate membantah keterlibatan Renamo dalam serangan bus itu, kata Reuters. Peristiwa tersebut mengingatkan kembali mengenai kerusuhan yang sering terjadi selama 16 tahun perang saudara pasca-kemerdekaan yang berakhir pada awal 1990-an.

Ketegangan politik di bekas koloni Portugal yang kaya akan mineral itu telah meningkat sejak polisi menewaskan dua orang ketika mereka menyerbu kantor Renamo di satu kota di bagian utara negeri tersebut setahun sebelumnya.

Pemimpin Renamo Afonso Dhlakama sempat mundur ke satu kamp di daerah terpencil di Pegunungan Gorongosa pada November. Ia mengancam akan mendirikan kamp pelatihan gerilyawan dan melancarkan perang lain terhadap partai yang berkuasa, Frelimo.

Meskipun permusuhan yang berlanjut diperkirakan tak mungkin terjadi mengingat dominasi militer dan politik Frelimo sejak gencatan senjata rapuh 1992, ketegangan memicu kekhawatiran di kalangan perusahaan pertambangan asing yang melakukan eksplorasi terhadap cadangan gas alam dan batu bara terbesar di dunia dan belum tersentuh.

Penanam modal utama meliputi perusahaan Eni dari Italia, Anadarko --yang terdaftar di New York, Vale di Brazil dan Rio Tinto, yang terdaftar di London.

Ladang gas lepas pantai Mozambik, Rovuma, diduga mengandung gas sebanyak 150 triliun kaki kubik, cukup untuk memasok Jerman, Inggris, Prancis dan Italia selama 15 tahun.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2013