Pertama dari segi legitimasi. Ada yg diangkat berdasarkan SK kepsek, Bupati atau walikota. Ini menimbulkan kecemburuan, di sisi lain tugas dan dedikasi mereka sangat besar bagi dunia pendidikan,"
Gorontalo (ANTARA News) - PGRI Gorontalo menyatakan bahwa saat ini ada 9.000 guru yang berstatus honor dari total 17.000 guru yang ada di daerah ini.
Para guru honorer itu harus mengabdi dengan gaji minim dan sebagian dari mereka ditempatkan di daerah terpencil.
"Pertama dari segi legitimasi. Ada yg diangkat berdasarkan SK kepsek, Bupati atau walikota. Ini menimbulkan kecemburuan, di sisi lain tugas dan dedikasi mereka sangat besar bagi dunia pendidikan," ujar Ketua PGRI Prov. Profesor Nelson Pomalingo saat Konferensi Kerja PGRI Provinsi Gorontalo, Sabtu.
Selain persoalan legitimasi, tingkat pendidikan guru honorer masih di bawah rata rata terutama guru terpencil masih banyak yang hanya mengenyam pendidikan di tingkat SMP dan SMA.
"80 persen dari jumlah guru honor tersebut masih digaji 200 ribu rupiah perbulan. Pembantu rumah tangga saja gajinya paling sedikit 500 rbu Rupiah. Kondisi ini sangat memprihatinkan sehingga kami mendorong pada pemerintah daerah untuk memperhatikan para guru honorer," imbuh mantan Rektor Universitas Negeri Gorontalo itu
Konferensi Kerja terakhir kepengurusan PGRI periode 2007-2012 ini untuk mengevaluasi program tahun lalu dan mempersiapkan kongres tahun 2013.
Hal yang menonjol dibahas dalam kongres menyangkut kesejahteraan dan kualitas guru honorer yang ada di Provinsi Gorontalo.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo Winarni Monoarfa memastikan pihaknya turut mendorong peningkatan kualitas dan mutu pendidikan daerah.
Hal tersebut sejalan dengan percepatan Millenium Development Goals MDGs tahun 2015, yang menempatkan pendidikan sebagai salah satu target sasaran.
"Pendidikan adalah satu dari empat program unggulan. Komitmen itu terlihat dari program Prodira yang menjamin siswa usia sekolah untuk mengenyam pendidikan hingga SLTA secara gratis," tuturnya.
Terkait dengan kesejahteraan dan kualitas guru honorer, Sekda mengakui hal tersebut menjadi domain pemerintah kabupaten dan kota.
Meski demikian, Pemprov Gorontalo terus memberikan perhatian dalam bentuk tunjangan dan beasiswa dari S1 hingga S3.
"Tahun ini pemrov sudah menganggarkan beasiswa bagi 610 orang guru. Rinciannya 500 orang beasiswa S1, 70 orang S2 dan 40 orang lainnya beasiswa S3," lanjutnya.
Khusus untuk guru terpencil, dana alokasi Prodira diperbolehkan untuk membayar tunjangan guru honorer di daerah terpencil, maksimal hingga 600 ribu rupiah.
Sebagai organisasi guru, Sekda berharap PGRI menjadi mitra pemerintah untuk memberikan saran dan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di Gorontalo.
Ia juga meminta agar PGRI menyiapkan sistem database guru yang terintegrasi untuk mengetahui dan mengevaluasi kualitas dan mutu guru setiap tahunnya.
Pewarta: Debby H.Mano
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013