Kota Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat mencatat pertumbuhan usaha kreatif di antaranya restoran dengan berbagai daya tarik di daerahnya melejit hingga 300 persen dilihat dari jumlah UMKM yang mencapai 68 ribu dari sebelumnya di bawah 10 ribu, didominasi kuliner seiring dengan pembangunan pedestrian atau trotoar di tengah pandemi COVID-19.
Menurut Wali Kota Bogor Bima Arya saat dikonfirmasi di Kota Bogor, Rabu, melihat pertumbuhan pasar kafe, restoran dan lain-lain tumbuh pesat atas beberapa faktor, di antaranya dekat dengan ibu kota Jakarta yang diimbangi pembangunan atau perbaikan infrastruktur jalan, khususnya pedestrian.
"Sehingga orang-orang yang datang itu mulai membidik ke sana. Jadi ketika saya mulai membangun pedestrian targetnya itu memudahkan orang," kata Bima.
Bima menerangkan, akses hilir mudik orang di Kota Bogor untuk pertumbuhan ekonomi memang telah diperhitungkan Pemerintah Kota Bogor. Di perjalanan, perbaikan rencana dan merespon aspirasi warga pun selalu dilakukan sebagai kebersamaan membangun kota.
Wali Kota Bogor itu menyampaikan bahwa kini tidak selalu usaha yang berada di pinggir jalan raya besar memiliki pengunjung yang banyak, tetapi dengan kekuatan kreatifitas menggaet generasi Z atau Gen Z yang lebih tertarik dengan produk lokal hasil karya dalam negeri meskipun lokasi di pojokan akan dikejar.
Bima Arya pun mengistilahkan dengan 'surga' tersembunyi yang juga akan menjadi daya tarik bagi generasi z atau Gen Z.
"Ini yang membedakan generasi saya. Kalau kita dulu agak pilih yang branded, berbau luar gitu. Kalau sekarang anak-anak itu hebat, makanya lokal pride dan konten lokal berada di depan. Termasuk yang saya pakai ini si Rubo, maskot Kota Bogor," katanya.
Maskot Kota Bogor terbaru yaitu Rubo (Rusa Bogor), kata Bima, diciptakan melalui riset dan sayembara. Hal itu juga yang kemudian disukai generasi saat ini yang menginginkan cerita atau narasi untuk sesuatu yang akan dikonsumsi atau digunakan.
Bima menyebut, salah satu usaha kreatif yang menjadikan edukasi sebagai daya tarik Gen Z dan patut diapresiasi adalah kehadiran Rumah Teh Indonesia pertama di Kota Bogor yang memiliki edukasi informasi dan inovasi teh dari hulu ke hilir.
"Edukasi yang enggak ada di semua tempat. Ini ada di Rumah Teh Indonesia, edukasi tentang teh, galeri edukasi dan inovasi ada di sini," jelasnya.
Ke depan lanjut Bima Arya, Rumah Teh Indonesia bisa dikoneksikan dengan pariwisata Kota Bogor yang digarap dengan apik.
Ketua Umum Dewan Teh Indonesia (DTI) Rachmad Gunadi, mengatakan Rumah Teh Indonesia menjadi penanda dari upaya-upaya yang dilakukan para pecinta, pejuang teh Indonesia untuk kembali membangkitkan industri teh Indonesia.
"Karena anak-anak milenial saat ini dan Gen Z tidak lagi minum teh dengan cara dan jenis yang kita minum dulu. Makanya ini kita beri kesempatan untuk membangun sendiri referensinya, membangun sendiri pasarnya dan produknya," katanya.
Menurut Rachmad momentum ini ditandai sebagai kebangkitan milenial dalam mewarnai industri teh Indonesia.
Baca juga: Taman Safari Bogor bayar tiga miliar untuk menyewa panda dari China
Baca juga: Desa Wisata Batulayang Bogor wakili Indonesia di Best Tourism Village
Baca juga: Pemkab Bogor bina petani milenial jadi agropreneur
Pewarta: Linna Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023