New York (ANTARA News) - Harga minyak global turun lagi pada Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah laporan lapangan pekerjaan AS yang suram memicu kekhawatiran baru tentang kekuatan ekonomi terbesar di dunia itu.
Sementara itu, para pedagang juga terus mengawasi pembicaraan tentang program nuklir Iran, lapor AFP.
Kontrak utama New York, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei, ditutup pada 92,70 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange (NYMEX), turun 56 sen dari posisi Kamis.
Minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Mei menukik 2,22 dolar AS menjadi menetap di 104,12 dolar AS per barel di Intercontinental Exchange (ICE) London.
Laporan pasar tenaga kerja AS yang sangat ditunggu jatuh jauh di bawah harapan pasar.
Departemen Tenaga Kerja mengatakan Amerika Serikat hanya menambahkan 88.000 pekerjaan pada Maret. Tingkat pengangguran turun menjadi 7,6 persen dari 7,7 persen pada Februari, tetapi hanya karena orang keluar dari angkatan kerja.
"Jelas pasar kecewa karena penciptaan lapangan kerja lemah dan kelompok angkatan kerja menyusut," kata Andy Lipow, seorang analis independen.
"Dengan orang-orang meninggalkan angkatan kerja, maka mereka tidak memiliki pendapatan bersih setelah pajak untuk dibelanjakan dan tidak menjaga momentum perekonomian," kata Lipow.
Pasar minyak juga fokus pada pembicaraan antara Iran dan enam kekuatan dunia yang berlangsung di Almaty, Kazakhstan.
Iran dan kekuatan dunia yang disebut P5+1 -- lima anggota permanen Dewan Keamanan PBB ditambah Jerman -- pada Jumat gagal mencapai terobosan baru dalam sengketa atas program nuklir Iran yang dipertentangkan.
Iran menegaskan bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai tetapi P5+1, yang juga termasuk Inggris, China, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat, menduga itu sebagai kedok rogram senjata nuklir. Pembicaraan ditetapkan untuk dilanjutkan pada Sabtu.
Pembicaraan program nuklir Iran juga menekan harga minyak karena ada "sedikit premi risiko geopolitik yang kurang," kata Bart Melek dari TD Securities.
James Williams dari WTRG Economics mencatat bahwa WTI telah jatuh 4,2 persen dan Brent turun 4,1 persen selama dua hari sebelumnya.
"Di balik gerakan itu ada peningkatan stok minyak mentah AS dan serangkaian laporan ekonomi yang negatif di AS dan Eropa," katanya. (A026)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013