Kami harapkan dengan kebijakan ini, pada April bisa terjadi deflasi,"
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menyiapkan sejumlah langkah antisipatif termasuk penanganan khusus dalam bidang hortikultura untuk mencegah terjadinya inflasi tinggi pada bulan April 2013.
"Kami harapkan dengan kebijakan ini, pada April bisa terjadi deflasi," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa seusai rapat koordinasi pengendalian komoditas hortikultura di Jakarta, Jumat.
Hatta mengatakan langkah antisipatif tersebut adalah mengendalikan tata niaga impor bawang putih yang sempat menimbulkan distorsi dan menstabilkan harga daging yang saat ini mengalami kenaikan harga.
"Oleh sebab itu kami memperbaiki hal yang berkaitan dengan daging maupun hortikultura," katanya.
Hatta telah memberikan instruksi kepada Kementerian Perdagangan untuk fokus kepada pengadaan komoditas pangan melalui impor, terutama bawang putih dan daging yang menyebabkan inflasi pada tiga bulan pertama 2013.
"Realisasi impor harus segera dilakukan sebab kalau tidak harga akan tetap tinggi karena suplainya kurang," ujarnya.
Namun, pemerintah akan tetap menjaga kestabilan pasokan bawang merah, yang menjadi penyumbang inflasi tertinggi Maret, agar ketika masa panen tiba pada Mei, bawang lokal tidak bersaing dengan produk impor.
"Pada bulan Mei ini, nanti saat panen raya akan tetap dijaga, agar petani bawang tidak bersaing saat ada impor masuk," katanya.
Sementara, terkait kebijakan untuk melindungi peternak dalam negeri, Hatta telah meminta Kementerian Perhubungan untuk memberikan sarana transportasi sebagai upaya menunjang kelancaran distribusi ternak.
Secara keseluruhan, lanjut dia, kebutuhan bahan komoditas pokok saat ini telah memadai, termasuk stok beras yang mencukupi di gudang Bulog sehingga harganya relatif turun dan terjaga.
"Stok bahan pokok kita cukup, namun tetap (harga) hortikultura kita akan turunkan, karena inflasi kita di bulan Maret ini cukup tinggi," kata Hatta.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada Maret 2013 mencapai 0,63 persen atau relatif tinggi dibandingkan bulan yang sama dalam lima tahun terakhir.
Namun angka inflasi Maret 0,63 persen, masih lebih rendah dari inflasi Februari yang mencapai 0,75 persen atau Januari yang tercatat sebesar 1,03 persen.
Salah satu penyebab tingginya inflasi pada awal tahun adalah kenaikan harga komoditas bawang putih dan bawang merah di berbagai daerah akibat pembatasan impor produk hortikultura.
Dengan demikian, laju inflasi tahun kalender Januari-Maret telah mencapai 2,43 persen, dan inflasi secara tahunan year on year (yoy) 5,9 persen. Sedangkan inflasi komponen inti 0,13 persen dan year on year (yoy) 4,21 persen.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013