Jakarta (ANTARA) - PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (kode saham: WSKT) tengah melakukan perbaikan – perbaikan secara komprehensif dan berkelanjutan sesuai Program Transformasi Waskita dengan mengusung 3 pilar yaitu Portfolio & Innovation, Lean dan Digitalisasi.


“Saat ini Perseroan sangat selektif dalam memilih proyek terutama dalam hal kepastian pembayaran, terdapat uang muka dan monthly payment serta sudah melalui Komite Manajemen Resiko Konstruksi sehingga harapannya proyek – proyek yang didapatkan oleh Waskita dapat berjalan dengan lancar dan tepat waktu dan memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan,” tutur Direktur Utama Mursyid.


Selain itu, konsep lean dan digitalisasi juga diusung agar Perseroan dalam menjalankan bisnisnya dapat efektif dan efisien sehingga dapat mengurangi biaya – biaya yang tidak diperlukan.


“Perseroan melakukan sentralisasi procurement, engineering dan penerapan lean construction pada proyek – proyek yang sedang berjalan serta melakukan efisiensi beban biaya operasional serta reorganisasi sebagai konsep lean office. Hal ini dilakukan agar proses bisnis Perseroan menjadi lebih efisien dan agile,” kata Mursyid.


Mursyid juga menambahkan digitalisasi sangat penting dilakukan. Selain lebih efisien, tentunya sebagai bentuk peningkatan implementasi tata kelola perusahaan yang baik, terutama dalam hal transparansi. Penerapan digitalisasi meliputi implementasi SAP, ERP dan BIM.


“Penerapan digitalisasi SAP (System Analysis and Product in Data Processing) dan ERP (Enterprise Resource Planning) yang tujuannya supaya semua beban biaya bisa lebih terkontrol dan transparan karena sistem yang terintegrasi secara realtime. Perseroan juga melakukan penerapan BIM di setiap proyek dan mampu bekerja dengan sangat efisien sehingga pekerjaan proyek bisa selesai lebih cepat,” tutur Mursyid.


Perseroan tengah menyusun strategi atas penyelesaian pekerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) terutama proyek Jalan Tol. Di antara penyelesaian proyek jalan tol yaitu ruas tol Bogor - Ciawi – Sukabumi dan Kayu Agung – Palembang Betung yang rencananya menggunakan dana PMN.


Adapun alasan terkait dengan penundaan pencairan dana PMN 2022 sebesar 3 Triliun adalah karena Waskita sedang dalam proses review Master Restructuring Agreement untuk melakukan restrukturisasi struktur keuangan Perseroan secara komprehensif.


“Saat ini Perseroan sedang dalam diskusi intensif dengan kreditur baik dengan perbankan maupun pemegang obligasi dalam proses review secara komprehensif terhadap skenario modifikasi Master Restructuring Agreement (MRA) sehingga pemberian dana PMN tahun ini belum bisa dilakukan" ujar Direktur Utama Perseroan, Mursyid.


Mursyid juga mengatakan bahwa dana PMN 2022 sebesar 3 triliun belum masuk ke kas perseroan.


“Perseroan berkeyakinan Pemerintah akan tetap membantu dalam rangka percepatan penyelesaian Proyek Strategis Negara (PSN) terutama untuk ruas tol Bogor - Ciawi – Sukabumi dan Kayu Agung – Kapal Betung melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) yang saat ini masih dalam kajian. Di samping itu, Perseroan akan mencari formula yang paling pas untuk kondisi Waskita saat ini,” tambah Mursyid.


Selain itu, perbaikan lainnya yang dilakukan yaitu implementasi penerapan SNI ISO 37001:2016 tentang Sistem Manajemen Anti Penyuapan, mewujudkan Waskita Karya yang patuh terhadap norma dan peraturan perundangan yang berlaku, bersih dan berintegritas serta mendukung upaya pencegahan korupsi. Meningkatkan dan memperbaiki setiap proses bisnis agar sejalan dengan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) serta menjalankan prinsip Zero Tolerance terhadap pelanggaran peraturan perundangan yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi.


Termasuk juga dalam penerapan Whistle Blowing System yang bertujuan untuk mendeteksi secara dini fraud yang terjadi. Melalui tim ini, Perseroan mencegah terjadinya fraud dengan pola pengawasan yang menyeluruh dan melibatkan seluruh pegawai sehingga memberikan rasa aman bagi seluruh pihak yang berinteraksi dengan Perseroan. 


"Perseroan terus berkomitmen terhadap penguatan implementasi tata kelola Perusahaan (Good Corporate Governance) dan transformasi bisnis dengan mengedepankan bisnis yang profitable, sustainable, serta penguatan manajemen risiko, di antaranya dengan melakukan implementasi SMAP (Sistem Manajemen Anti Penyuapan), Whistle Blowing System dan Assesment GCG secara berkala yang terintegrasi dengan pihak KPK," tambah Mursyid.


“Seluruh upaya-upaya perbaikan dan Program Transformasi yang sedang dilakukan oleh Perseroan demi memperbaiki kinerja keuangan dan performa perusahaan secara menyeluruh. Dengan segala kondisi yang dialami Perseroan saat ini, kami terus berkomitmen untuk menjalankan operasional sebagaimana mestinya dan tetap fokus untuk menyelesaikan proyek - proyek yang sedang berjalan serta terus melakukan tata kelola yang baik,” tutup Mursyid.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2023