Kami berharap gerakan tanam ini bisa direalisasikan guna mencegah kerusakan hutan dan lahan,"
Lebak (ANTARA News) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Banten, tahun 2013 menargetkan gerakan tanam sebanyak 8.000.000 pohon guna pelestarian hutan dan lahan juga peningkatan ekonomi masyarakat.
"Jika gerakan tanam sebanyak 8.000.000 direalisasikan, dipastikan lahan kritis di Lebak berkurang," kata Kepala Bidang Kehutanan Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak Ahmad Yusup di Rangkasbitung, Jumat.
Menurut dia, selama ini, perhatian pemerintah terhadap reboisasi penghijauan hutan dan lahan dengan melaksanakan gerakan tanam relatif tinggi.
Gerakan penghijauan tersebut disebabkan wilayah Kabupaten Lebak merupakan daerah resapan air juga kawasan konservasi sumber daya alam.
Oleh karena itu, kata dia, tahun ke tahun gerakan tanam meningkat, baik dilakukan pemerintah maupun swadaya masyarakat.
Gerakan tanam 2012, kata dia, mencapai 6.000.000 pohon dan tahun ini ditargetkan 8.000.000 pohon.
"Kami berharap gerakan tanam ini bisa direalisasikan guna mencegah kerusakan hutan dan lahan," katanya menegaskan.
Ia mengatakan bahwa gerakan penanaman pohon sebanyak 8.000.000 itu, di antaranya melalui 124 kebun bibit rakyat (KBR), pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta swadaya masyarakat.
Selain itu, juga pemerintah melakukan gerakan menanam melalui Aksi Penanaman Serentak Indonesia, Gerakan Perempuan Tanam dan Pelihara Pohon, Pencanangan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional, dan Satu Orang Satu Pohon (One Man One Tree).
Mereka melaksanakan gerakan tanam di hutan milik rakyat, daerah aliran sungai (DAS), sekitar kiri dan kanan jalan, daerah tangkapan air serta di lahan kritis.
"Saya yakin gerakan penghijauan ini bisa mengantisipasi pemanasan global warning juga mencegah bencana alam, seperti banjir, longsor, dan kekeringan," katanya.
Di samping itu, kata dia, gerakan penghijauan memiliki nilai ekonomis yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dari hasil produksi tanaman kayu-kayuan.
Adapun, kata dia, bibit tanaman yang akan disebar jenis tanaman keras, di antaranya albazia, manglid, mahoni, jabon, pulai, jati, dan tanaman hortikultura.
Tanaman tersebut, selain melestarikan hutan dan lahan juga menghasilkan pendapatan ekonomi. Misalnya, tanaman albazia bisa produksi selama empat sampai lima tahun, bahkan harga per kubik kayu albazia mencapai Rp2 juta.
Saat ini, setiap hari ribuan kubik kayu albazia diangkut kendaraan ke luar daerah, seperti Jakarta, Serang, Tangerang, Bekasi, dan Karawang.
Kayu albazia bisa dijadikan bahan bangunan rumah, furnitur, dan pengelolaan kerajinan rumahan.
"Kami mengajak masyarakat agar gemar menanam pohon albazia sebab 4--5 tahun dapat menghasilkan pendapatan ekonomi," ujarnya.
Dia menjelaskan bahwa jumlah areal hutan rakyat di Kabupaten Lebak tercatat 53.000 hektare dan lahan kritis pada tahun 2012 seluas 12.000 hektare.
"Berkurangnya lahan kritis itu pemerintah dan masyarakat sangat peduli untuk melakukan gerakan penghijauan secara bersama-sama guna mencegah terjadi kerusakan lahan dan hutan," katanya. (KR-MSR/D007)
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013