Bisa sih bisa PSPS melanjutkan kompetisi hingga musim depan. Tapi ya dengan materi pemain seadanya,"

Pekanbaru (ANTARA News) - Pelatih Kepala PSPS Pekanbaru Mundari Karya menyatakan krisis keuangan klub itu sudah sangat pelik yang membuat dirinya mengusulkan sebaiknya manajemen menjual PSPS sebagai langkah penyelamatan.

"PSPS sebaiknya dijual saja karena banyak yang mau beli dan mengurusnya. Tinggal masalah harga saja," kata Mundari kepada wartawan di Pekanbaru, Jumat.

Menurut Mundari, PSPS sudah tak layak berkompetisi di Indonesian Super League (ISL) karena tidak ada dana. Sebagian besar pemainnya, termasuk gaji dirinya sebagai pelatih, belum dibayar sejak musim lalu.

Akibatnya, sebanyak 12 pemain inti PSPS hingga Jumat (5/4) tidak kunjung kembali ke markas mereka di Bangkinang, Kabupaten Kampar. Padahal, pada Minggu (7/4) nanti tim berjuluk "Asykar Bertuah" itu akan menjamu Persidafon Dafonsoro.

"Saya sudah membujuk mereka dan mudah-mudahan mereka mau. Tidak usah latihan-latihan lagi, langsung main saja," katanya.

Ia mengatakan pemain yang belum kembali tersebut di antaranya Rudi Widodo yang masih di Solo, M. Ilham masih di Makassar, Amin di Jakarta, Slamet Riyadi di Sleman, dan Jibby Wuwungan di Manado.

Bahkan, tiga pemain asing mereka yakni Glen Palaouke, Kanaoute Makan dan Ndiaye Pape Latyr kabarnya tidak ingin kembali lagi ke PSPS.

Menurut dia, jika mereka tetap tidak kembali, maka Mundari akan menurunkan pemain lokal dan junior PSPS untuk menghadapi empat pertandingan sisa pada putaran pertama ISL.

"Bisa sih bisa PSPS melanjutkan kompetisi hingga musim depan. Tapi ya dengan materi pemain seadanya," katanya.

Harapan untuk menyelamatkan PSPS sempat mengemuka setelah Bupati Kampar Jefry Noer berjanji menggelontorkan dana sehingga markas PSPS pindah dari Pekanbaru ke Kampar. Namun, ternyata kondisi tidak juga berubah. "Bupati inginnya menang saja baru gaji dibayar. Kalau kalah, tidak mau tahu," keluhnya. (F012//I007)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013