Kesempatan kerja masih terbuka luas di Jerman.
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Jerman sepakat untuk meningkatkan kerjasama bilateral di bidang ketenagakerjaan termasuk untuk penempatan TKI formal di negara tersebut, demikian hasil pertemuan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin dengan Sekretaris Parlemen Nasional Jerman Ralf Brauksiepe di kantor Kemnakertrans, Jakarta, Jumat.
"Kerjasama ketenagakerjaan Indonesia-Jerman yang selama ini terjalin harus ditingkatkan dan diperluas. Bila selama ini lebih terfokus pada kerjasama pelatihan kerja, maka ke depannya kita dorong penempatan TKI formal ke Jerman," kata Menakertrans usai pertemuan.
Kerjama bilateral Indonesia-Jerman yang akan ditingkatkan antara lain pelatihan kerja, informasi pasar kerja dan fasilitasi pelatihan instruktrur Balai Latihan Kerja (BLK) serta disepakati pula penjajakan dan persiapan teknis untuk penempatan tenaga Kerja Indonesia (TKI ) Formal yang memiliki keterampilan kerja (skill) tinggi di Jerman.
Kesempatan kerja yang tersedia di Jerman antara lain dokter dan perawat, engineering (teknik), teknologi informasi (IT) dan Teknik Informatika, otomotif, ilmu pengetahuan, matematika, dan industri lainnya.
Muhaimin mengatakan kesempatan kerja bagi penempatan TKI formal yang terbuka luas di Jerman harus disambut dengan penyiapan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dan kompetensi kerja yang tinggi.
"Kesempatan kerja masih terbuka luas di Jerman. Namun memang yang dibutuhkan adalah TKI formal yang memiliki skill khusus yang memiliki keahlian tertentu sesuai kebutuhan pasar kerja di sana," kata Muhaimin.
Kebutuhan TKI formal di Jerman itu antara disebabkan adanya permasalahan kependudukan di negara maju tersebut dengan adalah banyaknya penduduk usia lanjut serta banyaknya tenaga kerja Jerman yang bekerja di luar negeri.
Oleh karena itu, Muhaimin mengatakan Indonesia harus memanfaatkan kesempatan itu sekaligus untuk mendorong semakin banyak penempatan TKI formal di luar negeri daripada TKI informal yang bekerja di sektor domestik.
"Kita mendorong dan menyebarluaskan informasi kerja ini bagi para TKI formal dan tenaga kerja profesional yang ingin bekerja di Jerman. Apalagi aspek perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja di sana termasuk baik," kata Muhaimin.
Namun Muhaimin menegaskan para calon TKI harus memperhatikan bahwa mendapatkan pekerjaan di Jerman tidak mudah karena selain membutuhkan keterampilan, kompetensi kerja serta keahlian khusus, persaingan kerja antar tenaga kerja asing di Jerman tergolong tinggi juga.
Untuk mendorong penempatan TKI formal ke Jerman, Indonesia dan Jerman telah mulai merintis dan merekrut advisor yang bertugas untuk memberikan informasi serta membuat website yang memberikan konsultasi kepada calon tenaga ahli Indonesia yang berminat.
Sementara itu, dalam pertemuan bilateral Indonesia dan Jerman itu juga disepakati peningkatan kerjasama di bidang pelatihan kerja yang saat ini dikelola oleh lembaga penyalur kerjasama teknik Jerman (GIZ).
"Kita menyambut dan berterima kasih atas kerjasama dan komitmen Jerman dalam membantu meningkatkan kualitas SDM Indonesia, terutama dalam pelatihan kerja dan peningkatan produktivitas kerja," kata Muhaimin.
Sejak tahun 2010, kerja sama Indonesia-Jerman melibatkan 3 Kementerian yaitu Kemnakertrans, Kemdikbud dan Kemenperin dimana kerja sama yang telah dilakukan adalah dukungan penyiapan hukum dan kebijakan serta layanan dan informasi pasar kerja.
Selain itu, kerja sama juga meliputi upaya-upaya peningkatan pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) di pusat dan daerah, peningkatan kualitas instruktur BLK, dan pelatihan manajemen BLK, studi banding dan bimbingan latihan kerja.
Pewarta: Arie Novarina
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013