Yogyakarta (ANTARA News) - Aktivitas Gunung Merapi (2.965 mdpl) masih cukup tinggi, terutama ditunjukkan dari data kegempaan, namun awan panas hanya terjadi satu kali selama rentang waktu enam jam, yaitu sejak dini hari hingga Senin pagi.
Kepala Seksi Gunung Merapi pada Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Drs Subandriyo, Senin menyebutkan dari pukul 00.00 sampai 06.00 WIB dari Pos Pengamatan Merapi di Kaliurang, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), teramati terjadi satu kali awan panas dengan jarak luncur 1,5 kilometer mengarah ke hulu Kali Gendol (lereng selatan).
Dari pos pengamatan yang sama terlihat guguran lava pijar 36 kali, dengan jarak luncur maksimum tiga kilometer ke hulu Kali Krasak (barat daya), dan 73 kali ke hulu Kali Gendol berjarak luncur maksimum satu kilometer.
Sedangkan dari hasil rekaman seismograf tercatat gempa fase banyak atau multiphase (MP) lima kali, gempa guguran 109 kali, dua kali gempa tektonik, dan awan panas dua kali. Tidak terjadi gempa vulkanik.
Sementara itu, dari pengamatan visual dari pos-pos pengamatan juga dilaporkan cuaca di puncak pada pagi hari cerah.
Asap solfatara berwarna putih tebal dengan tekanan lemah. Tinggi asap 750 meter dari puncak gunung yang teramati dari Pos Merapi di Selo (Boyolali, Jawa Tengah) pada pukul 05.40 WIB.
"Secara umum aktivitas vulkanik gunung ini masih tinggi, sehingga statusnya masih `awas`," kata dia. (*)
Copyright © ANTARA 2006